155.640 Warga Kalteng Terdampak Banjir, 8.547 Jiwa Mengungsi

banjir kobar
BANJIR: Kondisi banjir yang melanda Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Selasa (25/10). Hampir semua kecamatan yang terendam, kecuali Pangkalan Lada. (ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA, radarsampit – Banjir yang melanda Kalimantan Tengah pada Oktober 2022 lalu melanda 10 kabupaten/kota. Total masyarakat yang terdampak bencana tersebut mencapai 155.640 jiwa dengan jumlah pengungsi 8.547 jiwa.

”Banjir bulan Oktober 2022 ini setidaknya memberikan dampak pada 10 kabupaten/kota, 55 kecamatan, 363 desa/kelurahan, 48.899 kepala keluarga, 155.640 jiwa, dan pengungsi 2.803 KK dengan 8.547 jiwa,” kata Gubernur Kalteng Sugianto Sabran saat memimpin rapat koordinasi (rakor) penanganan dampak banjir Kalteng, Selasa (1/11).

Bacaan Lainnya

Adapun kabupaten/kota yang dilanda bencana, di antaranya Lamandau, Sukamara, Kotawaringin Barat, Seruyan, Kotawaringin Timur, Katingan, Palangka Raya, Pulang Pisau, Barito Utara, dan Barito Selatan.

Sugianto mengatakan, Pemprov Kalteng telah menyiapkan bantuan bahan kebutuhan pokok untuk keluarga terdampak banjir sebanyak 100 ribu paket. Bantuan 40 ribu paket didistribusikan TNI/Polri, 60 ribu paket disalurkan jajaran Pemprov didukung organisasi kemasyarakatan, ditambah beras premium sebanyak 128,59 ton untuk tahap awal.

Baca Juga :  Banjir Palangka Raya Meluas, Jalur Darat Ada yang Putus

”Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalteng menambah ketersediaan sarana evakuasi berupa perahu karet untuk dukungan operasi evakuasi ke kabupaten/kota, menyediakan seribu selimut dewasa, dan seribu selimut anak, memberikan dukungan layanan dapur umum, dan dukungan operasi perahu karet,” ujarnya.

Untuk memastikan penanganan banjir dilaksanakan dengan baik, Sugianto melanjutkan, Pemprov Kalteng telah melaksanakan perlindungan masyarakat yang terancam banjir dengan melakukan evakuasi dan upaya penyelamatan lainnya. Selain itu, menyiapkan tempat pengungsian dengan fasilitas yang layak, serta memberikan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak banjir, berupa air bersih, MCK, bahan pokok, dapur umum, selimut, pemeriksaan kesehatan, dan pelayanan lainnya.

”Kami terus bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota dan pihak terkait untuk memastikan perbaikan sarana prasarana tersebut dapat segera diperbaiki, sehingga dapat berfungsi dengan baik. Penanganan pascabanjir, termasuk akibat gagal panen yang terjadi di beberapa wilayah juga terus kami tangani. Bantuan beras akan diberikan tambahan pada wilayah yang mengalami ancaman gagal panen, sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan pangan,” katanya.



Pos terkait