43 Perkebunan Belum Setor, Desak Buka Nama Perusahaan Perbaikan Lingkar Selatan

patungan jalan lingkar selatan
Ilustrasi. (M Faisal/Radar Sampit)

SAMPIT, radarsampit.com – Sebanyak 43 perusahaan perkebunan belum menyetorkan dana patungan perbaikan jalan lingkar selatan Kota Sampit yang diminta Pemkab Kotim. Sejauh ini baru sebelas perusahaan dari total 52 perkebunan yang diminta berpartisipasi telah menyetor ke rekening khusus patungan anggaran itu.

”Baru sebelas perusahaan yang sudah menyetor ke rekening untuk membiayai perbaikan ruas jalan lingkar selatan,” kata Asisten II Pemkab Kotim Alang Arianto, Kamis (11/8).

Bacaan Lainnya

Alang menuturkan, dana ini akan ditunggu sampai terhimpun seluruhnya, sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan. Untuk tenaga kerja dan alat berat menjadi tanggung jawab Pemkab Kotim.

Menurut Alang, dana yang disetorkan itu untuk membeli agregat, batu, dan pipa untuk drainase. Pihaknya masih menunggu perkebunan lainnya menyetorkan dana.

Berdasarkan penghitungan teknis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kotim, kerusakan jalan yang harus segera ditangani sekitar 1.825 meter. Penanganan darurat itu membutuhkan dana sekitar Rp 4,7 miliar.

Baca Juga :  Pengedar Sabu Diringkus di Rumah

Pemkab Kotim menawarkan agar 75 persen biaya dipenuhi 52 perusahaan perkebunan, sedangkan 25 persen dari Organda, ALFI, dan Pelindo. Saat ini yang sudah menyepakati dan siap merealisasikan bantuan adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Ketua DPRD Kotim Rinie Anderson meminta Pemkab Kotim membuka nama perusahaan yang sudah menyumbang. Hal itu penting agar publik mengetahui  perusahaan mana saja yang sudah berkontribusi dan belum.

”Harus diumumkan nama perusahaannya, supaya masyarakat bisa melihat dan menilai mana saja perusahaan yang sudah ikut berkontribusi,” kata Rinie.

Menurut Rinie, perbaikan jalan lingkar juga untuk mendukung kepentingan dunia usaha. Apabila pemerintah daerah melarang angkutan perusahaan melintas dalam kota, dunia usaha yang justru akan rugi besar.

”Semuanya untuk kepentingan bersama dan menghindari konflik dengan pengguna jalan di Kota Sampit. Pengguna jalan dalam kota perlu kenyamanan dan rasa aman, makanya lingkar selatan adalah alternatif satu-satunya yang harus diperbaiki,” tegasnya.



Pos terkait