7 Tahun Toko SHMG Sampit; Pioner Penyedia Pakaian Termurah dan Terlengkap

Dari Modal Sekarung Baju, Menjadi ‘Surga’ Berbelanja Kaum Hawa

7 Tahun Toko SHMG Sampit; Pioner Penyedia Pakaian Termurah dan Terlengkap
Lokasi toko SHMG Samppit di ruko tiga lantai Jalan AIS Nasution.

Semakin tingginya permintaan jenis fashion, khususnya kaum hawa, memicu munculnya toko sejenis dengan konsep yang sama. Hingga mereka harus mengubah nama usahanya menjadi Serba Harga Murah Group (SHMG). Tidak sedikit masyarakat yang bertanya dan beranggapan toko yang berlabel “Serba Murah” yang menjamur di Kota Sampit dan sekitarnya adalah bagian dari group atau cabang SHMG. Bahkan ada yang komplen tentang barang dan pelayanan padahal bukan di toko SHMG.

“Saat itu sempat kaget dan takut akan reputasi juga citra baik toko terganggu.

Makanya setelah dipikirkan bersama dengan seluruh tim, kata Group kita ganti menjadi Girls dengan lengkapnya Serba Harga Murah Girls,” jelas D. Yulystina, menambahkan.

Yulystina juga mengubah penyebutan toko mereka agar lebih mudah diingat, sekarang hanya menjadi sebuah singkatan. Dengan hanya menyebut singkatannya ada pembeda dengan usaha sejenisnya.

“Branding kita sekarang menyebutnya cukup dengan SHMG Sampit tidak perlu repot lagi menyebutkan toko kita yang terlalu panjang, Serba Harga Murah Girls Sampit,” kata Yulystina sambil tertawa kecil.

Baca Juga :  Peringati Hari Kontrasepsi Sedunia, RSUD dr Murjani Sampit Berikan Pelayanan KB Gratis

Di tahun 2020, SHMG Sampit pindah ke toko tiga lantai di Jalan AIS Nasution. Namun, kepindahannya ke lokasi baru itu bertepatan dengan pandemi COVID-19 yang mulai mewabah, sehingga penuh risiko dan tentunya biaya yang sangat besar.

“Rencana opening sempat tertunda karena pandemi COVID-19, yang awal rencana opening di bulan April 2020 kita baru berani untuk opening di bulan Agustus 2020 setelah mendapat izin dan pengawasan dari tim satgas dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” ungkap Desy.

Seiring berjalannya waktu sejak kepindahan ke lokasi baru, ternyata pandemi masih belum berakhir dan berefek kepada turunnya daya beli masyarakat khususnya di bidang fashion.

“Kita juga sempat melakukan pengurangan jam kerja dan pengurangan gaji terhadap tim kami, karena pengunjung berkurang hingga 75 persen. Kami melakukan ini setelah berdiskusi bersama dengan harapan semua tim tetap bisa bekerja dan toko pun tidak tutup, namun situasi ini tidak lama, setelah itu kita kembalikan normal lagi hingga sekarang untuk jam kerja,” jelas Yulystina.



Pos terkait