“Jika diperlukan operasi pemadaman udara menggunakan helikopter patroli dan helikopter waterbombing, perencanaan awal yang kami susun dibutuhkan sebanyak 9 helikopter waterbombing dan 2 helikopter patroli yang akan ditempatkan pada 3 bandara yaitu di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Bandara H Asan Sampit dan Bandara Iskandar Pangkalan Bun. Selain itu, juga TMC”, urai Edy.
Disampaikannya pula, luas Karhutla di Kalteng dalam 5 tahun terakhir, pada tahun 2019 seluas 317.749 hektar, pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 7.681 hektar, kemudian pada tahun 2021 terus mengalami penurunan menjadi 3.653 hektar, dan sampai dengan Juni 2022 seluas 515 hektar.
Kemudian lanjut Edy, Berdasarkan gambaran siklus hotspot di Provinsi Kalteng, hotspot mengalami peningkatan pada periode bulan Juli sampai dengan November, sehingga pada periode tersebut, peningkatan kesiapsiagaan di wilayah Provinsi Kalteng akan diikuti dengan penetapan status siaga darurat bencana Karhutla oleh Pemerintah kabupaten/kota, dan jika diperlukan diikuti dengan penetapan status siaga darurat Karhutla oleh Pemprov Kalteng.
“Sampai dengan saat ini, kabupaten yang sudah menetapkan status siaga darurat sebanyak 1 (satu) yaitu Kabupaten Sukamara. Sedangkan kabupaten/kota lainnya masih memperhatikan situasi kondisi di lapangan mengingat bahwa secara faktual sebagian besar wilayah Kalteng masih mengalami hujan, meskipun sudah memasuki bulan kemarau”,pungkasnya.(ewa/gus)