Ada 15 Provinsi dengan Kemiskinan Ekstrem, Target Bebas Kemiskinan di Indonesia Jauh dari Harapan

ilustrasi kemiskinan
Ilustrasi kemiskinan. Dok JawaPos

JAKARTA, radarsampit.com – Target nol persen kemiskinan ekstrem pada 2024 sepertinya masih jauh dari harapan. Pasalnya, di empat bulan tersisa, masih ada 15 provinsi yang angka kemiskinan ekstremnya masih di atas rata-rata nasional.

Pemerintah tentu harus bekerja keras. Terlebih, dari 15 provinsi tersebut, lima tertinggi berada di tanah Papua. Di mana, kemiskinan ekstrem paling besar berada di Papua Pegunungan dengan persentase sebesar 7,14 persen. Disusul Papua Tengah sebesar d6,41 persen.

Bacaan Lainnya

Selain itu, yang cukup mengagetkan. Ada satu provinsi di Pulau Jawa yang angka kemiskinan ekstremnya masuk dalam list tersebut. Yakni, Jawa Tengah dengan angka kemiskinan ekstrem mencapai 0,87 persen. Beda tipis dengan angka rata-rata nasional sebesar 0,83 persen.

Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Ateng Hartono mengungkapkan, angka tersebut merupakan potret di lapangan per Maret 2024. Angka tersebut pun bukan tanpa penurunan dibanding tahun sebelumnya. Untuk Jawa Tengah misalnya. Ateng menyebut, ada penurunan cukup signifikan. Yakni, dari 1,11 persen menjadi 0,87 persen.

Baca Juga :  Bertemu Rhoma Irama KW Sampit, Pekerjaannya Kapolri, Istri ke Luar Negeri

Saat ini pun, tercatat ada 25 provinsi yang angka kemiskinan ekstremnya sudah berada di atas rata-rata nasional. “Sejak Maret 2014 hingga Maret 2024 angkanya sebenarnya terus mengalami penurunan. Pada Maret 2024, angka kemiskinan ekstrem sudah menyentuh angka 0,83 persen. Sementara pada Maret 2014 berada di angka 6,18 persen,” tuturnya pada diskusi Capaian Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (26/8/2024).

Menurutnya, untuk bisa mengatasi kemiskinan ekstrem ini secara tepat tentu diperlukan data yang akurat. Pada Inpres Nomor 4 Tahun 2022,BPS ditugaskan untuk melakukan evaluasi perkembangan penghapusan kemiskinan ekstrem yang merupakan bagian dari survei sosial dan ekonomi nasional.

Dari survei yang ada, ada beberapa catatan penting yang bisa digunakan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan ekstrem ini. ditilik dari pendidikan, ternyata mereka yang berada dalam lingkaran kemiskinan ekstrem ini 41,82 persen hanya berpendidikan maksimal SD. Kemudian, 30,24 persen lainnya, bahkan tidak tamat SD. Sisanya, hanya sekolah sampai jenjang SMP 16,01 persen dan SMA ke atas sebanyak 11,93 persen.



Pos terkait