Ada Apa Ini? Jerit Tangis Bersahutan di Rumah Jabatan Bupati Kotim

Sunatan Massal Ratusan Anak

Sunatan Massal
SUNATAN MASSAL: Layanan sunatan massal yang digelar Bupati Kotim Halikinnor di rumah jabatannya, Senin (24/6/2024). (HENY/RADAR SAMPIT)

”Jangan dilihat ya. Kalau sakit bilang ya, sayang. Kalau enggak sakit jangan teriak. Ini sakitnya cuma sebentar saja,” ucap perawat pria yang mencoba menenangkan.

Beberapa perawat yang menangani juga harus bersabar mendapatkan pukulan pelampiasan dari pasien yang tak kuat menahan sakit.

Bacaan Lainnya

”Jangan pukul omnya Nak. Nyebut Nak, nyebut,” kata ibu seorang anak yang berusaha memegang kedua tangan anaknya agar tak refleks memukul lengan perawat yang bertugas.

Ketika semua titik layanan penuh diisi pasien, suara jerit tangis saling bersahut-sahutan. Membuat seisi ruangan tak henti riuh ramai.
”Yaa Allah…Yaa Allah. Sakit Mak. Sakit Mak,” ucap seorang anak laki-laki saat kemaluannya disunat.

Ada pula keluarga yang mendampingi tak tega melihat. ”Enggak berani dekat-dekat saya, enggak tega melihatnya,” ucap tante dari anak yang berjuang menahan sakit seorang diri.

Hampir semua orang tua yang mendampingi memberikan anaknya gawai agar mengalihkan perhatian dari rasa sakit. Namun, tetap saja energi mereka habis terbuang karena terus saja menangis.

Baca Juga :  BREAKING NEWS: Mantan Wabup Kotim Taufiq Mukri Berpulang

Isak tangis anak-anak perlahan mereda ketika proses operasi kecil alias bedah sunat selesai dikerjakan. Air mata yang membasahi pipi mulai diusap. Kepanikan pikiran perlahan berubah tenang. Satu per satu anak yang sudah disunat mendapatkan bingkisan berisi sarung dan peralatan tulis.

Nanang, salah satu dari empat perawat dari RSUD dr Murjani Sampit yang ditugaskan melayani bedah sunat mengatakan, umumnya bedah sunat dilakukan saat masih bayi dan masa kanak-kanak. Namun, bedah sunat juga dapat dilakukan orang dewasa karena faktor agama, budaya, dan menjaga kesehatan.

Bupati Kotim Halikinnor yang membuka kegiatan sunatan massal nampak senang melihat begitu antuasiasnya anak-anak yang mendaftar.

”Awalnya saya ada berbincang dengan masyarakat yang anaknya belum disunat. Kebetulan anak-anak sedang libur sekolah, saya memperhitungkan waktu libur mereka ini cukup untuk penyembuhan pasca sunat, makanya saya berinisiatif menginstruksikan Disdik dan Dinkes untuk membuka layanan sunatan massal,” kata Halikinnor.



Pos terkait