PANGKALAN BUN, RadarSampit.com – Kerusakan Jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 66 di Desa Karang Mulya, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat kian parah.
Terbaru, kerusakan tidak hanya terjadi di jalur yang menjadi tanggungjawab Pemkab Kobar, namun sudah merembet ke jalur yang menjadi tanggungan Pemprov Kalteng yakni tepat di depan gereja dan juga di dekat Kantor Komando Rayon Militer (Koramil) Pangkalan Banteng.
Informasi dihimpun akibat kerusakan itu kini sebagian besar pengguna jalan kesulitan untuk melintas terutama para pengguna roda empat atau lebih. Tak hanya itu kerusakan jalan poros di Pulau Kalimantan ini juga membahayakan bagi angkutan logistik pangan maupun angkutan hasil perkebunan baik itu milik perusahaan maupun petani mandiri.
“Saya kemarin nyaris tertimpa dump truk bermuatan saat melintas di depan Koramil. Waktu itu truk nekat menerabas lubang jalan, dan akhirnya saya memilih ke jalur kanan untuk mendahului. Ternyata truk berhenti dan bodi truk sempat bergoyang dan nyaris terguling. Akhirnya saya tancap gas meski harus menghajar lubang, untung saya tidak terjatuh,” ungkap Sujar, salah seorang warga Pangkalan Banteng yang setiap hari melintasi jalur tersebut, Senin (22/8)
Hal serupa juga diungkapkan Junaidi, sopir angkutan logistik ini mengaku bingung harus melintasi jalur yang mana ketika menuju Pangkalan Bun. “Bingung mas, mau lewat kanan (jalur provinsi) rusak parah, lewat kiri (jalur kabupaten) juga sama, bahkan ada genanngan airnya. Jadi saya tidka tahu kedalamannya. Tadi terpaksa nekat lewat kanan meski sebenarnya itu melawan arah,” katanya.
Pantauan di lapangan, selain kerusakan di titik tersebut, sejatinya lubang jalan di jalur kabupaten (sisi kiri dari arah Sampit) di sepanjang jalur pertokoan di kawasan bisnis Kecamatan Pangkalan Banteng itu telah terjadi sejak dua tahun silam. Sebenarnya sejumlah perbaikan telah dilakukan oleh dinas terkait dengan melakukan pengecoran. Namun semuanya tidak bertahan lama.
“Sudah dicor sebenarnya untuk perbaikan, tapi cepat rusak juga karena ternyata jalur itu sering terendam air saat hujan. Beberapa hari lalu juga telah dicor lagi, tepatnya di titik terendak, pengecorannya cukup unik karena sangat tinggi. Mungkin dinas jengkel karena di titik itu menjadi lokasi yang paling cepat rusak,” kata Nurcahyo, salah seorang pengguna jalan lainnya.