SAMPIT, radarsampit.com – SMAN 1 Sampit menggelar aksi nyata Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Fase F Semester 1 dengan tema Kearifan Budaya Lokal. Kegiatan ini diikuti 340 siswa siswi kelas XI di Gedung Wanita Sampit, Kamis (7/9/2023).
“Tema P5 kali ini adalah Kearifan Budaya Lokal untuk kelas XI,” kata Ketua pelaksana P5 SMAN 1 Sampit Tinduh.
Tujuan P5 untuk menggali, memahami, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari para pelajar. Tahun ini kelas XI SMAN 1 Sampit memiliki dua tema yang harus diselesaikan dalam satu tahun masa pembelajaran, yakni kearifan budaya lokal di semester 1 dan kewirausahaan di semester 2.
“Kami angkat tema kearifan budaya lokal, agar anak-anak lebih mengenal budaya lokal, apalagi sekarang ini anak-anak tahunya hanya budaya luar saja. Makanya mumpung ada tema kearifan budaya lokal itu yang kita angkat,” tuturnya.
Ada tiga narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut. Mereka menyampaikan enam kearifan budaya lokal dari ribuan budaya yang ada di Kalimantan Tengah (Kalteng).
“Ada ribuan tapi kami ambil enam saja, kami tawarkan itu pada anak-anak. Ada maayun anak, karungut, bagasing, balogo, makanan tradisional dengan lawang sekepeng,” terangnya.
Melalui kegiatan aksi nyata P5, pihaknya berharap para peserta didik tahu apa saja budaya lokal yang ada di Kalteng, khususnya di Kotim. “Setidaknya mereka tahu budaya lokal apa saja. Kami mengenalkan enam dulu,” ungkapnya.
Melalui P5, para peserta didik diharapkan mencintai budaya lokal dan tertarik mengembangkan dan mempromosikannya. “Sampai ada satu saja dari mereka ini yang menjadi budayawan, bisa mengimbaskan kepada orang lain,” tambahnya.
Dalam praktiknya nanti, seperti maayun anak, siswa akan melakukannya secara berkelompok, sehingga terjalin kerjasama, ada nilai gotong royong dalam prosesnya. Selain itu juga ada nilai religius sebagai ungkapan syukur.
Tinduh menerangkan, kegiatan hari itu adalah salah satu bagian dari program pengajaran pertemuan ketiga. Dua pertemuan sebelumnya hanya pengenalan dengan pemutaran video, pada pertemuan ketiga inilah pihak sekolah mendatangkan narasumber.