Komandan Korem (Danrem) 102/Pjg Brigjen TNI Bayu Permana melalui Kasi Operasi Kasrem Kolonel Inf Rendra Dwi Ardhani mengatakan, embusan angin kencang dan lahan gambut yang terbakar menyulitkan anggota di lapangan memadamkan api.
”Ditambah sumber air sudah banyak yang mengering. Namun, tidak menyurutkan semangat mereka di lapangan. Kami bersama semua stakeholder berusaha memadamkan kebakaran yang terjadi di lapangan,” tegasnya.
Kapolsek Sebangau Ipda Ali Mahfud menegaskan, pihaknya terus berjuang membantu pemadaman karhutla. ”Karhutla pada wilayah Kelurahan Kameloh Baru terjadi selama empat hari, sejak 25 September lalu. Diduga berasal dari rembetan api di wilayah perbatasan kabupaten,” katanya.
Dia menambahkan, pemadaman dilakukan petugas gabungan melalui jalur darat dan udara. Kebakaran pada kawasan tersebut sukar dipadamkan, karena kondisi pada hutan dan lahan yang terbakar dipenuhi semak belukar kering, pepohonan, dan jenis tanah gambut.
PJ Wali Kota Hera Nugrahayu meminta pihak terkait segera melakukan mitigasi bencana dan upaya lain yang diperlukan agar karhutla tidak meluas ke area lain.
”Terus lakukan upaya maksimal untuk memadamkan karhutla dengan upaya penyemprotan ke area titik api semaksimal mungkin, serta mempertimbangkan kendala di lapangan,” ucapnya.
Hal yang sama juga terjadi di Sampit. Kebakaran lahan yang intens terjadi selama sepekan berturut-turut, mengakibatkan kabut asap semakin pekat.
Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Sampit yang dideteksi di Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien Otomatis Air Quality Monitoring System (AQMS) di Kantor DLH Kotim, pada Rabu (27/9) mencatat 222 PM 2,5 dan pada Kamis (28/9) 155 PM 2,5, yang artinya udara di Sampit sangat tidak sehat.
Kondisi itu terjadi akibat kejadian kebakaran lahan di beberapa titik. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim per 28 September, karhutla yang ditangani di Jalan MT Haryono Barat, Jalan Bumi Raya I, Jalan Tjilik Riwut km 8, Perumahan Wengga Metropolitan, Jalan Jenderal Sudirman km 7, Jalan Moh Hatta, Jalan Ir Soekarno, Jalan Tambulihan, dan Jalan Pramuka. Adapun titik panas yang terpantau sebanyak 142 titik. Paling banyak di Teluk Sampit 43 titik.