Analisa Pilkada Kalteng: Ketika Faktor Demografis Jadi Faktor Menentukan

catatan sabrianoor
Sabrianoor

Contohnya seperti Perdana Menteri Inggris berdarah India, Rishi Sunak, dan Mantan Presiden AS Barack Obama dari kaum minoritas kulit hitam.

Namun, beda halnya di daerah yang masih berkembang. Faktor-faktor yang bisa mewakili kepentingan komunitasnya sangat berpengaruh, yaitu suku dan agama.

Bacaan Lainnya

Dengan fakta demografis Kalteng di atas dan kuatnya pengaruh unsur tersebut mempengaruhi pilihan setiap komunitas, bisa dibilang Willy-Habib punya potensi mengejutkan, karena mewakili minimal unsur 25 persen dari demografis agama.

Apalagi 25 persen tersebut terkenal jarang golput. Hal ini juga berkaca dari beberapa Pilkada Gubernur Kalteng sebelumnya, di mana 25 persen acapkali unggul ketika 1 vs 2  (Teras Narang), namun menang ketika 1 vs 1 (Sugianto Sabran).

Secara tersirat, faktor demografis agama dan tingginya tingkat golput di kalangan 75 persen, menjadi penentu yang tersirat di Pilkada Kalteng sebelumnya.

Baca Juga :  Potensi Duet Anies Baswedan dan Kaesang Pangarep dalam Pilgub Jakarta: Harapan dan Tantangan

Kesimpulan

Kepentingan komunitas, khususnya agama acapkali menjadi pilihan terdepan dan isu yang tersirat ketika pilkada telah masuk ke ranah provinsi.

Jika sebelumnya komunitas 25 persen selalu kalah jika berhadapan satu lawan satu, akan berbeda ketika satu lawan tiga, karena 75 persen suara komunitas akan terbagi di 3 paslon tersebut belum lagi faktor golput.

Secara analisa, dari unsur demografis di atas, pasangan Willy M Yosep-Habib berpotensi menjungkalkan pengaruh kuat Agustiar dan Nadalsyah di Pilkada Kalteng tahun ini. )* Wartawan Radar Sampit di Kuala Kapuas



Pos terkait