Anehnya PPDB di Kalteng, Domisili di Pulang Pisau, Koordinat Melenceng sampai Malaysia

ppdb kalteng
MENGANTRE: Puluhan orang tua calon peserta didik SMA sederajat mendatangi Dinas Pendidikan Provinsi berkonsultasi kendala PPDB, Selasa (25/6/2024). (YUSHO/RADAR SAMPIT)

Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara daring atau online tingkat SMA sederajat di Kalimantan Tengah (Kalteng) menuai keluhan dari orang tua calon peserta didik. Titik koordinat sebagian dinilai tak sesuai. Bahkan, ada yang melenceng sampai Malaysia.

YUSHO RICKY PRAYOGA, Sampit | radarsampit.com

Bacaan Lainnya

Para wali siswa atau orang tua calon peserta didik ramai-ramai mendatangi Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng, Selasa (25/6/2024). Mereka berniat berkoordinasi dengan operator PPDB perihal perbaikan data. Beberapa di antaranya menyerobot masuk tanpa mempedulikan nomor antrean yang disiapkan petugas.

Sebagian besar mengeluhkan titik koordinat yang tidak sesuai domisili. Hal ini tentu berdampak pada kebijakan zonasi, sehingga mereka kesulitan mendapatkan sekolah yang direkomendasikan ataupun dekat dengan tepat tinggal.

Ketidaktepatan titik koordinat tersebut melenceng jauh dari puluhan kilometer hingga keluar daerah. Tak tidak sedikit pula yang melenceng hingga keluar provinsi. Bahkan, ada yang melenceng hingga ke Sarawak, Malaysia.

”Ini kan lucu. Kami domisili di Pulang Pisau, masa koordinatnya sampai keluar negeri? Memangnya di Sarawak ada sekolah kita ini? Kan ini kacau semua. Bagaimana mau cepat kalau prosesnya saja terkendala,” kata Dede, salah satu orang tua calon peserta didik, Selasa (25/6/2024).

Baca Juga :  Kepsek di Lamandau Tertipu Undian Berhadiah, Tabungan Rp19 Juta Lenyap

Menurutnya, proses pendaftaran secara online bukannya mempermudah, justru membuat sulit. Pasalnya, dia harus bolak-balik hingga tidak masuk kerja hanya untuk menemui operator PPBD di Dinas Pendidikan Provinsi.

”Yang pasti ini capek. Hilang waktu buat mengurus, tapi tidak bisa selesai-selesai. Saya minta pemerintah tolong diperbaiki lagi sistemnya supaya betul-betul siap,” ucapnya.

Hal yang sama dialami Nurmini yang akan mendaftarkan anaknya di SMAN 2 Palangka Raya yang berada di Kecamatan Pahandut. Dalam proses pendaftarannya, titik koordinatnya justru berada di wilayah Kecamatan Bukit Batu yang jaraknya puluhan kilometer dari tempat domisili.

Meski titik koordinatnya masih dalam wilayah Kota Palangka Raya, tetap saja hal tersebut tidak sesuai dengan zonasi. Apalagi ketika titik koordinat sudah terkunci, otomatis tidak bisa memilih SMA lain selain dalam zonasi koordinat.



Pos terkait