SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belum memiliki rumah singgah. Padahal, adanya rumah singgah mempermudah pemerintah menangani permasalahan sosial di wilayah ini. Oleh karena itu, Bupati Kotim Halikinnor menginginkan agar rumah singgah representatif segera dibangun.
Halikinnor mengatakan, pembangunan rumah singgah yang layak harus benar-benar direncanakan dengan matang. Dia berharap pembangunannya segera dilakukan dan bisa rampung pada 2023.
”Kalau itu urgen bisa jadi prioritas, sehingga saya minta dinas terkait bagaimana merancang rumah singgah,” ujarnya.
Rumah singgah diperuntukkan sebagai tempat menampung sementara pengemis, gelandangan, orang terlantar, wanita tuna susila, anak jalanan, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya. Tempat itu jadi wadah pembinaan sementara bagi mereka.
”Saat dilakukan penertiban, bagaimana menaruh atau membina kalau tidak ada tempat? Tentunya akan sangat kesulitan. Mudahan tahun depan Kotim sudah memiliki rumah singgah yang layak,” kata Halikinnor.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kotim Wiyono mengatakan, pihaknya sudah menganggarkan pembangunan rumah singgah pada anggaran perubahan tahun 2022 sebesar Rp 1 miliar.
”Nilai kontraknya di atas Rp 200 juta, sehingga sehingga perencanaan dilakukan di anggaran perubahan. Kalau perencanaannya tidak lelang, mungkin bisa saja langsung satu paket di tahun 2023,” ujarnya.
Rumah singgah yang ada saat ini hanya mampu menampung lima orang. Lebih dari itu, ditampung di aula kantor setempat, sedangkan rumah singgah yang akan dibangun nantinya mampu diperkirakan mampu menampung sekitar 20 orang. Ada tiga titik lokasi rencana pembangunan rumah singgah yang hingga saat ini belum dapat ditentukan.
”Kami masih meminta masukan dari pimpinan untuk alternatif lokasi lainnya,” tandasnya. (yn/ign)