Angkutan ODOL Masih Membandel di Lamandau

Tak Kapok Meski Sering Kena Razia

Angkutan ODOL Masih Membandel di Lamandau
RAZIA ODOL: Satlantas Polres Lamandau dan Dinas Perhubungan Kabupaten Lamandau masih menemukan pelanggaran kendaraan angkutan di wilayahnya. Truk angkutan ini berkatergori Over Dimension Over Loading (ODOL) pada Jumat (11/3) (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

NANGA BULIK- Satlantas Polres Lamandau dan Dinas Perhubungan Kabupaten Lamandau masih menemukan pelanggaran kendaraan angkutan di wilayahnya. Truk angkutan ini berkatergori Over Dimension Over Loading (ODOL). Mereka terjaring razia di kawasan kilometer 11 Simpang Sukamara, Kabupaten Lamandau.

“Operasi penertiban ODOL ini memang rutin kita laksanakan pada Jumat (11/3) kemarin, karena telah menjadi prioritas kami. Namun kami juga butuh dukungan semua pihak untuk patuh dan tertib terhadap aturan yang berlaku,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lamandau, Triadi, Minggu (13/3).

Menurutnya truk melebihi muatan atau Over Dimension Over Loading (ODOL) sangat membahayakan pengendara dan menimbulkan kerugian di sejumlah sektor, seperti infrastruktur jalan, jembatan dan lainnya.

Bahkan menurut data Kementerian PUPR, setiap tahunnya negara mengalami kerugian mencapai Rp43 triliun akibat ODOL. Selain itu, angka kecelakaan meningkat karena keberadaan kendaraan melanggar aturan ini. “Dari penertiban kemarin kita menjaring sebanyak 7 kendaraan ODOL, sisanya pelanggaran surat menyurat dan ada pula yang knalpot racing,” bebernya.

Kepada para pelanggar langsung diberikan sanksi tilang, diharapkan mereka tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Baca Juga :  PT PWP Berkomitmen Jaga Hutan Bersama Masyarakat

Penertiban kendaraan ODOL ini tampaknya mendapat respon positif dari masyarakat Kabupaten Lamandau. Masyarakat berharap dapat menikmati jalan yang mulus dalam waktu lama sehingga jalan perlu dirawat dan dipelihara bersama.

“Kami sudah bosan dengan jalan rusak dan berlubang. Baru diperbaiki sudah rusak lagi, karena yang lewat juga truk-truk  melebihi kapasitas yang merusak jalan. Dan permintaan kami tolong kepada truk angkutan TBS supaya memasang jaring pengaman, agar tidak membahayakan pengendara lain,” ujar Rahma, salah satu warga Nanga Bulik. (mex/sla)



Pos terkait