Dia menduga kekhawatiran masyarakat terkait harga minyak goreng yang semakin tinggi di kemudian hari, mendorong warga memborong minyak goreng setiap ada kesempatan. ”Kami juga tidak tahu minyak goreng langkanya kenapa, siapa yang menimbun? Masyarakat juga ikut-ikutan menyetok minyak goreng, karena mungkin khawatir kalau harga minyak goreng naik. Informasi yang saya dengar, harga subsidi Rp 14 ribu per liter cuma sampai enam bulan saja,” ujarnya.
Anik menuturkan, menjelang Ramadan kebutuhan masyarakat terhadap minyak goreng tentu akan meningkat, mengingat masyarakat biasanya menyiapkan makanan untuk menu berbuka puasa dan sahur.
”Kami prihatin juga. Apalagi sebentar lagi mau Ramadan. Biasanya permintaan minyak goreng meningkat. Apalagi pedagang yang berjualan takjil memerlukan minyak goreng dalam jumlah banyak. Apa boleh buat, kalau kami ini, ada barangnya ya dipajang. Sebelum habis selalu order. Tapi kalau barangnya memang belum dikirim dari distributor. Kami hanya jual minyak goreng premium saja,” katanya.
Anik menambahkan, pada dasarnya distributor mengalokasikan minyak goreng secara merata. Setiap merek minyak goreng memiliki distributor masing-masing di Kotim. ”Tidak hanya untuk Swalayan Bintang saja, tapi dibagi-bagi juga ke yang lain. Dari distributor di sini ya enak saja, asal ada barang pasti dikirim. Persoalannya, pengiriman minyak goreng semua dari Pulau Jawa dan untuk minyak goreng kemasan bantalan pengiriman dari Pangkalan Bun. Distribusi pengiriman barang dari Jawa ke Kotimnya itu yang kadang-kadang lama. Saya juga tidak tahu penyebabnya kenapa,” katanya.
Sementara itu, penjualan minyak goreng di minimarket Jalan Ahmad Yani juga terpantau kosong. Pihaknya mengaku mendapat barang tak menentu. ”Barang datang dari Banjarmasin tidak menentu. Hari ini ada barang, tapi tak ada minyak goreng. Kalau pun datang, hanya enam dus, tak banyak,” kata salah seorang kasir.
Berbeda halnya dengan penjualan minyak goreng di minimarket Jalan Letnan Jenderal MT Haryono. Minyak goreng terpantau aman tersedia dari berbagai merek, seperti Fortune, Sania dan Bimoli kemasan 2 liter. ”Semua merk harganya sama. Jualnya Rp 28 ribu per 2 liter,” kata salah seorang karyawan minimarket tersebut.