AWAS!!! Kasus DBD Meningkat di Kotim

demam berdarah
ilustrasi

SAMPIT, radarsampit.com – Kasus demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) meningkat pada awal triwulan II tahun 2023 yang sudah mencapai 23 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi mengatakan, peningkatan kasus DBD di Kabupaten Kotim terjadi dalam 1,5 bulan terakhir. Kasus tertinggi terjadi di wilayah Kota Sampit.

Bacaan Lainnya

“Dalam 1,5 bulan terakhir ini kasus DBD, khususnya di wilayah kota alami peningkatan,” sebutnya.

Kasus DBD meningkat  signifikan jika dibandingkan pada triwulan I  tahun 2023 yang hanya terdapat 26 kasus. Sedangkan dalam 1,5 bulan di awal triwulan II yaitu April sampai Mei sudah ada 23 kasus. Total kasus DBD yang tercatat di Dinkes Kotim sejak Januari hingga kini mencapai 49 kasus.

“Itupun masih ada kasus DBD lainnya yang belum dilaporkan fasilitas pelayanan kesehatan,” sebutnya.

Baca Juga :  GEGER!!! Mayat Wanita Membengkak dan Mengapung di Sungai

Dinkes mencatat penyumbang angka terbanyak kasus DBD adalah Kecamatan Baamang atau wilayah kerja Puskesmas Baamang I dan II serta wilayah kerja Puskesmas Ketapang I dan II.

Kasus di wilayah Puskesmas Baamang I terdapat tujuh kasus, Puskesmas Baamang II  ada empat kasus, Puskesmas Ketapang I ada tiga kasus dan Puskesmas Ketapang II ada lima kasus.

Menurutnya, tingginya kasus DBD di wilayah kota karena wilayah kota merupakan wilayah padat penduduk. Di samping itu faktor cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu pemicu cepatnya perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

Untuk mengantisipasi penularan DBD, Umar meminta masyarakat Kotim melakukan gerakan bersama pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus yaitu menguras tempat-tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis.  Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti melihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, dan upaya lainnya.

“Saya mengimbau masyarakat untuk selalu berperilaku hidup bersih menjaga sanitasi lingkungannya, jangan sampaikan ada penumpukan barang-barang bekas terutama membersihkan bak air sehingga bisa menghilangkan titik demam berdarah. Karena demam berdarah ini tidak mengenal status orang umur, kaya, miskin terutama di daerah kumuh,” tandasnya.



Pos terkait