Baliho Airlangga Hartanto Ternyata Habiskan Duit Sebanyak Ini, Hasilnya?

Maraknya baliho bergambar Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menjadi sorotan di tengah elektabilitasnya sebagai calon presiden
HABISKAN MILIARAN: Baliho bergambar Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto terpajang di Depok, Jawa Barat, Jumat (13/8). (DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM)

JAKARTA – Maraknya baliho bergambar Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menjadi sorotan di tengah elektabilitasnya sebagai calon presiden (Capres) 2024 yang masih sangat kecil. Dari evaluasi Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) biaya iklan itu telah menelan lang yang tidak sedikit yakni Rp 243,15 miliar untuk periode pemasangan Juli hingga Desember 2021.

Diketahui, imbauan pemasangan baliho, billboard dan videotron menjadi salah satu strategi Partai Golkar untuk melejitkan elektabilitas Airlangga Hartarto dalam menyongsong Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ini sesuai Surat Perintah DPP Partai Golkar Nomor: Sprin-23 /DPP/GOLKAR/VII/2021, tanggal 3 Juli 2021.

Bacaan Lainnya

Surat tersebut ditujukan kepada Ketua Fraksi Partai Golkar DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota; Ketua DPD I dan DPD II se-Indonesia; Ketua Umum organisasi sayap; dan Ketua Umum ormas Hasta Karya. Mereka diinstruksikan memasang foto Airlangga di billboard/videotron di wilayah masing-masing.

Baca Juga :  Calon Kontestan Pilkada Kalteng Bertarung Sengit, Razak-Perdie Terus Perkuat Amunisi

Inisiator GMPG, ‎Sirajuddin Abdul Wahab (kanan) menyayangkan kebijakan ini. Pangkalnya, ratusan miliar yang dikeluarkan tanpa hasil bahkan elektabilitas Airlangga tetap di bawah 1 persen sebagaimana hasil survei beberapa lembaga.

Sekalipun sempat viral dan menjadi bahan ejekan netizen di media sosial, pemasangan billboard dan videtron tersebut tetap berlanjut. Berdasarkan asumsi Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), total biaya yang dikeluarkan seluruh komponen yang ditugaskan mencapai Rp 243,15 miliar selama Juli-Desember 2021.

Inisiator GMPG, ‎Sirajuddin Abdul Wahab, menyayangkan kebijakan ini. Pangkalnya, ratusan miliar yang dikeluarkan tanpa hasil bahkan elektabilitas Airlangga tetap di bawah 1 persen sebagaimana hasil survei beberapa lembaga.

“Berdasarkan hasil survei Voxpol Center, elektabilitas Airlangga hanya 0,8 persen bahkan sejak perintah pemasangan pada Mei 2021 hingga saat ini. Sementara itu, hasil survei Indikator Politik Indonesia, Airlangga hanya mampu mencapai 0,2 persen,” kata Sirajuddin dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com, Kamis (20/1).



Pos terkait