Banjir Parah Landa Tiga Kabupaten di Kalteng, Puluhan Ribu Warga Terdampak

banjir di kalteng

Radarsampit.com – Hujan lebat yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan banjir besar di tiga kabupaten di Kalimantan Tengah. Puluhan ribu warga kini terdampak dan tengah mendapat penanganan dari tim penanggulangan bencana Provinsi Kalteng.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalimantan Tengah per Sabtu (26/4), daerah yang paling parah terdampak adalah Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, dan Pulang Pisau.
Upaya evakuasi, penyediaan bantuan logistik, dan pendirian posko darurat terus dilakukan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak banjir ini.

Bacaan Lainnya

Di Barito Selatan, air meluap hingga ketinggian hampir tiga meter, menggenangi puluhan desa.

Sementara di Barito Timur dan Pulang Pisau, ribuan warga terdampak dan aktivitas harian warga terganggu.

Kepala BPB-PK Kalteng, Ahmad Toyib, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Alpius Patanan, mengungkapkan bahwa Barito Selatan mencatat ketinggian banjir tertinggi, mencapai 275 cm. Banjir ini melanda enam kecamatan dan 65 desa atau kelurahan di wilayah tersebut.

Baca Juga :  Dekati Ramadan, Harga Telur  dan Beras Naik

“Total masyarakat terdampak (korban) mencapai 94.642 jiwa dari 31.054 kepala keluarga (KK). Selain itu, sebanyak 1.322 fasilitas umum, termasuk jalan, sekolah, dan rumah ibadah, ikut terendam,” ujar Alpius.

Sebagai langkah cepat, BPB-PK Kalteng telah melakukan pemantauan berkala, menetapkan status tanggap darurat, membangun posko bencana, mengevakuasi warga, serta mengamankan lalu lintas di titik-titik banjir.

“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memastikan semua kebutuhan masyarakat terpenuhi,” tambah Alpius.

Menanggapi situasi ini, Plt. Sekda Kalteng, Leonard S. Ampung, menegaskan pentingnya pendataan akurat sebagai landasan utama penanganan.

Ia juga menekankan bahwa proses belajar harus tetap berjalan meski di tengah bencana.

“Data siswa terdampak di semua jenjang harus segera dihimpun. Selain itu, skema pembelajaran alternatif harus dipastikan berjalan agar anak-anak tidak kehilangan waktu belajar,” ujarnya.



Pos terkait