”Ajaran Perguruan Thariqat Haq Naqsyabandi sudah menyebarkan ke berbagai kecamatan di Kotim. Saat ini sudah ada 200-an jemaah yang aktif dan untuk di Kotabesi ini ada 20-an jemaah yang aktif,” kata Abas.
Setiap malam Rabu dan Jumat, Perguruan Thariqat Haq Naqsyabandi rutin melakukan salat isya berjamaah, dzikir, sholawat dan doa bersama yang saat ini rutin dilakukan di Kelurahan Kotabesi Hulu.
”Tidak hanya di Kotabesi, semua ranting di Kotim setiap malam Rabu dan Jumat rutin melaksanakan amalan salat isya berjamaah, dzikir, sholawat dan ditutup dengan doa bersama,” ujarnya.
Selama diamanahkan menjadi Badal Mursyid wilayah Kotim pada Agustus 2024 lalu, Abas ditugaskan melakukan tawaju dan pembinaan kepada calon jemaah atau jemaah perguruan tariqat mulai dari maqam 1 sampai 7. Sedangkan, peningakatan maqom kedelapan dan seterusnya dapat dilakukan di Pusat Perguruan Puyung Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
”Terkait biaya Rp500.000 itu benar adanya. Tapi, yang salah paham di sini adalah biaya Rp500.000 itu untuk memanggil guru mursyid dari Lombok ke sini, dan biaya Rp500.000 itu sudah disepakati para jemaah, yang tujuannya biaya patungan memanggil guru untuk mendatangkan guru yang langsung mengajarkan ke Kotabesi. Jadi, bukan naik maqam bayar ke saya. Kalau bayar ke saya untuk kepentingan pribadi, sudah jadi orang kaya saya. Ini kan tidak seperti yang disangkakan,” tegasnya.
Abas berharap melalui klarifikasi ini tidak ada lagi masyarakat yang khawatir dan resah terhadap Perguruan Thariqat Haq Naqsyabandi.
”Saya harap dari klarifikasi ini tidak lagi menimbulkan keresahan di masyarakat dan saya tidak mau terjadi perpecahanb, karena kita sebagai umat islam juga menginginkam adanya kerukunan dan kedamaian,” katanya. (***/ign)
