“Kita semua berharap para santri dapat memanfaatkan peralatan yang diberikan untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi dan daya saing,” tambahnya.
Sementara itu Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Kalselteng Ahmad Humaidi, menjelaskan bahwa selain bantuan peralatan, PLN juga menyediakan pelatihan pembukuan dan pengelolaan usaha agar santri tidak hanya fokus pada produksi tetapi juga memiliki keterampilan dalam mengelola bisnis mereka dengan baik.
“Pelatihan ini bertujuan agar para santri lebih mandiri dalam mengembangkan usaha, sehingga mereka bisa terus maju,” ujarnya Humaidi saat memberikan sambutannya dalam kegiatan tersebut.
Humaidi juga menekankan bahwa bantuan ini sejalan dengan program nasional One Pesantren One Product (OPOP) yang diluncurkan oleh Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin pada 2022 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
“Jadi kita berupaya agar pesantren Al-Inabah dapat memenuhi program OPOP tersebut, dimana setiap pesantren memiliki produk unggulan yang tentunya bisa meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” katanya.
Ketua Yayasan Al-Inabah, Amrullah, menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan dari PLN.
“Bantuan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan usaha di pondok pesantren kami. Para santri kini dapat belajar dan mengembangkan keterampilan mereka dalam bidang wirausaha, yang nantinya bisa membantu mereka menciptakan lapangan kerja,” ujar Amrullah.
Amrullah juga berharap agar program OPOP ini menjadi titik awal bagi pondok pesantren untuk lebih berdaya dan menghasilkan produk-produk berkualitas yang bisa bersaing di pasar.
“Dengan adanya bantuan ini, kami optimis para santri bisa menciptakan produk yang diminati masyarakat luas dan mengembangkan ekonomi lokal,” tambahnya.