SAMPIT, radarsampit.com – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) gagal memfungsikan Pasar Rakyat Mentaya tahun ini. Padahal, rencananya bangunan yang dialihfungsikan menjadi Swalayan Rakyat Mentaya untuk menampung produk UMKM itu ditargetkan sudah operasional November ini. Hal itu disebabkan renovasi bangunan yang masih kurang anggaran.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kotim Zulhaidir mengatakan, renovasi bangunan Pasar Rakyat Mentaya sudah tiga kali dianggarkan sebesar Rp 200 juta. Kemudian ditambah Rp 370 juta dan Rp 125 juta pada perubahan anggaran tahun ini. Namun, renovasi yang menelan anggaran Rp 695 juta tersebut masih tak cukup merampungkan pekerjaan hingga selesai.
”Di perubahan anggaran tahun ini, Pemkab Kotim menganggarkan lagi Rp 125 juta untuk menyelesaikan pembuatan partisi di dalam area bangunan. Namun, anggaran itu belum cukup, sehingga fungsional bangunan diundur tahun depan,” kata Zulhaidir, Kepala Disperdagin Kotim, Senin (7/11).
Zulhaidir mengestimasikan kekurangan anggaran untuk menyelesaikan pekerjaan renovasi sampai selesai sekitar Rp 300 juta lagi. Masih ada beberapa pekerjaan yang belum diselesaikan, di antaranya pemasangan instalasi listrik, rak untuk pajangan produk, pengecatan bangunan, ruang pendingin khusus untuk penempatan sayur segar dan ikan segar yang dikemas secara higienis, serta fasilitas kelengkapan mini kafe di sudut pintu masuk swalayan.
”Sesuai rancangan awal sebenarnya renovasi bangunan ini memerlukan anggaran Rp 2 miliar. Untuk pekerjaan yang belum selesai, saya estimasikan kekurangan anggarannya sekitar Rp 300 juta dan ini akan dilanjutkan secara bertahap, menyesuaikan anggaran yang tersedia,” katanya.
Renovasi bangunan Pasar Rakyat Mentaya sudah mulai dikerjakan Desember tahun lalu. Pekerjaan dimulai dengan membongkar 197 lapak. Kemudian dilanjutkan pengecoran lantai sampai pemasangan keramik.
Pemkab Kotim telah menganggarkan sebesar Rp 200 juta untuk merenovasi bangunan. Namun, anggaran tersebut hanya cukup untuk merenovasi bagian dalam, mulai dari pembongkaran lapak, pengecoran lantai, dan pemasangan keramik yang tak dikerjakan sampai selesai karena kurangnya anggaran.