Begini Cara Pemkab Kotim Mengenang Perjuangan Kartini

Bertepatan 21 April 2022 kemarin Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mewajibkan seluruh pegawai aparatur sipil negara (ASN)
PERINGATI HARI KARTINI: Wakil Bupati Kotim Irawati bersama sejumlah tokoh perempuan lainnya dalam peringatan Hari Kartini. Kemarin (21/4), Pemkab Kotim juga mewajibkan seluruh pegawai perempuan mengenakan kebaya. (IST/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Bertepatan 21 April 2022 kemarin, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mewajibkan  seluruh pegawai aparatur sipil negara (ASN) dan tenaga kontrak memakai kebaya. Hal itu untuk mengenang perjuangan pahlawan nasional Raden Ajeng Kartini.

”Seluruh ASN dan tenaga kontrak yang perempuan diwajibkan mengenakan kebaya atau batik untuk sama-sama mengenang perjuangan RA Kartini,” kata Irawati, Wakil Bupati Kotim, Kamis (21/4).

Bacaan Lainnya

RA Kartini lahir 21 April 1879 dan meninggal pada 17 September 1904 di usia 25 tahun. Dia dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi nusantara yang aktif memperjuangkan peran dan hak perempuan khususnya dalam mengenyam pendidikan.

”Saatnya perempuan Indonesia bangkit. Jangan sampai melupakan perjuangan ibu kita RA Kartini. Pahlawan pejuang emansipasi wanita hingga akhirnya kita sekarang diakui dan memiliki hak dan kedudukan setara dengan kaum laki-laki,” katanya.

Menjadi perempuan bukan berarti tidak dapat memberikan perubahan bagi diri sendiri dan masyarakat. Perempuan di masa sekarang tidak hanya menjadi seorang ibu rumah tangga dan memenuhi kewajiban sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anak, tetapi juga dapat berperan dalam mendukung pembangunan di daerah.

Baca Juga :  Begini Cara Bupati Kotim Dorong Anggaran Pusat untuk Bangun Kotim

”Peran perempuan dalam hal pembangunan itu dapat dibuktikan oleh saya sendiri sebagai Wakil Bupati Kotim pertama dan Ibu Rinie Anderson sebagai Ketua DPRD Kotim perempuan pertama, Kepala Kejaksaan Negeri Kotim, dan masih banyak lagi kepala dinas di lingkungan Pemkab Kotim yang dipimpin oleh seorang perempuan,” katanya.

Baginya, menjadi perempuan dapat terus berkarya membantu membangun daerah dengan caranya masing-masing. ”Terpenting jangan pernah melupakan kondrat kita sebagai perempuan. Tetap memiliki semangat juang yang tinggi, memberikan manfaat untuk keluarga dan masyarakat serta dapat berperan dalam membantu tugas pemerintah, pembangunan dan pendidikan,” tandasnya. (hgn/ign)



Pos terkait