Begini Cara Perayaan Natal di Sampit Hindari Penyebaran Covid-19

Perayaan Natal di Sampit Dilakukan Per Zonasi
PROKES KETAT: Perayaan Natal Lingkungan 3 Jemaat GKE Sampit di Gereja Maranatha dengan menerapkan prokes ketat. (RADO/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Perayaan Natal di Kota Sampit dimulai sejak 1 Desember lalu. Hari besar umat Kristiani itu dirayakan berdasarkan zonasi lingkungan guna menghindari kerumunan.

Perayaan sistem zonasi mulai dari  beberapa rumah tangga yang tergabung dalam zonasi. Perayaan dilakukan dari rumah ke rumah anggota gereja. Meski begitu, perayaan di gereja masih diizinkan, namun hanya maksimal 50 persen dari kapasitas gereja.

Bacaan Lainnya

”Kami bersyukur tahun ini bisa melaksanakan perayaan Natal, meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19,” kata Pendeta Anne Lucy dalam perayaan Natal Lingkungan 3 Jemaat GKE Sampit di Gereja Maranatha.

Menurutnya, perayaan tahun ini dilakukan secara sederhana dalam konteks seremonial. Hal itu bukan berarti menghalangi sukacita bagi umat Nasrani sembari mengucapkan syukur dan berharap pandemi segera berlalu.

”Terpenting bagaimana kita memaknai Natal dengan iman dan sukacita. Bukan hanya pada kegiatan perayaan  saja,” kata pendeta bergelar Master Teologi ini.

Baca Juga :  Segini Gawatnya Kondisi Kalteng Sekarang

Pantauan Radar Sampit, perayaan Natal dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Kapasitas gereja yang seharusnya mencapi 600 orang, hanya terisi sekitar 140 orang. Hal tersebut sengaja diterapkan pihak gereja untuk mencegah munculnya klaster Natal.

Terpisah, Ketua Majelis Jemaat GKE Sampit Yuprinadie mengatakan, Natal tahun ini dilaksanakan di masing-masing lingkungan. Ada juga beberapa lingkungan yg melaksanakannya per wilayah, sehingga dapat membatasi jumlah kehadiran jemaat.

”Selain itu, ada lingkungan yang hanya melaksanakan aksi sosial dengan cara membagikan bahan pokok atau tali asih kepada warga jemaat,” katanya

Rangkaian Natal 25 Desember tahun ini jatuh pada Sabtu. Sehari sebelumnya, akan dilakukan ibadah malam Natal atau misa di setiap gereja. Kemudian dilanjutkan pada 25 Desember. Gereja menyiasati ibadah Natal dengan menggelarnya lebih dari satu kali untuk menghindari penumpukan. (ang/ign)



Pos terkait