Begini Suramnya Kondisi DPRD Kotim Sekarang

PDIP: Malu sama Rakyat

Konflik internal DPRD Kotim yang kian memanas membuat lembaga itu terus berjalan ke arah yang kian suram
Ilustrasi. (M Faisal/Radar Sampit)

SAMPIT – Konflik internal DPRD Kotim yang kian memanas membuat lembaga itu terus berjalan ke arah yang kian suram. Keharmonisan yang dibangun semakin rusak akibat egoisme politik yang terus digaungkan. Jalan tengah diperlukan untuk merajut kembali kebersamaan dalam memperjuangkan suara rakyat.

Jalan suram lembaga tersebut bermula dari penyusunan ulang alat kelengkapan dewan (AKD) yang tak menyertakan PDIP dan Demokrat. Lima fraksi bersatu menghabisi kursi dua partai besar itu, yakni Golkar, Gerindra, Nasdem, PAN, dan PKB. PDIP dan Demokrat menolak hasil AKD yang baru, meski telah diparipurnakan.

Bacaan Lainnya

Perang politik tersebut berdampak luas. Perwakilan eksekutif tak menghadiri sejumlah undangan pertemuan dengan para wakil rakyat. Agenda reses juga terhambat. Ada kecamatan dan desa yang enggan memfasilitasi kegiatan dewan saat turun ke wilayah mereka.

Baca Juga :  Banyaknya Pelanggaran Pemasangan APK di Masa Kampanye Pemilu 2024

Konflik kian memuncak saat Ketua DPRD Kotim Rinie Anderson mengeluarkan surat resmi pada Sekretariat Dewan untuk menunda semua kegiatan lembaga. Penundaan berlaku sampai dilakukan rapat unsur pimpinan dan Rapat Badan Musyawarah untuk menjadwalkan ulang seluruh kegiatan.

Terbitnya surat tersebut menyulut emosi lima fraksi. Mereka menilai keputusan pimpinan tertinggi lembaga tersebut tak berdasar. Bahkan, koalisi fraksi itu mengancam mengajukan mosi tak percaya untuk melengserkan Rinie.

”Kalau ini terjadi (mosi tak percaya, Red), bukan kami yang menghendaki, tetapi karena keputusan yang diambil tidak melalui pertimbangan yang matang,” kata juru bicara lima fraksi Dadang H Syamsu, Selasa (1/3) lalu.

Ancaman koalisi fraksi itu langsung direspons PDIP. Anggota Fraksi PDIP DPRD Kotim Agus Seruyantara menegaskan, pihaknya akan pasang badan untuk mengamankan kebijakan Ketua DPRD Kotim yang tengah dipersoalkan.

”Ketua DPRD sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Mengenai posisi Ketua DPRD, siapa pun yang menggoyang sudah salah arah, Penugasan Ketua DPRD adalah hak partai politik kami. Mohon maaf, jangan mencampuri dapur kami! Kami saja tidak mencampuri rumah tangga partai lain. Ini sudah jelas agak kacau. Kok PDIP mau diobok obok? Janganlah begitu!” tegas Agus Seruyantara.



Pos terkait