Begini Upaya Pemkab Kotim Antisipasi Penyebaran Wabah PMK

ANTISIPASI-PMK
AMBIL SAMPEL: Pemeriksaan klinis terhadap sapi di penampungan yang dilakukan Dinas Pertanian Kotim bersama tim surveilans, Rabu (11/5). (IST/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Guna mengantisipasi penyebaran wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), pemeriksaan klinis dilakukan terhadap sapi di penampungan. mulai dari wilayah perkotaan hingga di Kecamatan Telawang.

Pemeriksaan tersebut dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bekerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Karantina Pertanian, dan Balai Veteriner Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel).

Bacaan Lainnya

Sebanyak 26 sapi diambil sampel. Pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan sampel yang dikirim Balai Veteriner Banjarbaru ke Pusat Vetenarian Farma Surabaya. Hasil pemeriksaan diperkirakan baru selesai 3-4 hari ke depan.

Kepala Dinas Pertanian Kotim Sepnita melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kotim Endrayatno mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan pada Rabu (11/5) lalu di sejumlah penampungan terhadap hewan ternak, dilakukan untuk mengetahui status wilayah Kotim saat ini.

Baca Juga :  Pengumuman Daftar Calon Sementara Anggota DPRD Kabupaten Sukamara Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024

”Pengambilan sampel terhadap 26 sapi di penampungan untuk diagnosa agar ke depan bagaimana mengurangi kerugian. Kami serius menghadapi ini,” tegasnya.

Sebanyak 26 sapi yang diambil sampel merupakan ternak yang didatangkan dari Pangkalan Bun yang berasal dari Jawa, Seperti Lumajang, Pamekasan, dan Bangkalan. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan alur sapi yang masuk, yang dikhawatirkan telah terjangkit virus PMK yang telah merebak di Jawa Timur. Apabila ditemukan ada sapi positif PMK, pihaknya berharap secepatnya melakukan pengendalian yang tepat.

”Ini baru indikasi, karena ada beberapa sapi yang bergejala, tapi juga ada penyakit mirip ini, sehingga untuk memastikan harus hasil diagnosis. Daripada kami bilang tidak ada ternyata hasil pemeriksaan ada, akan sulit lagi penanganannya,” ujarnya.

Pihaknya tidak hanya melakukan pelacakan di penampungan sapi, tetapi juga terhadap ternak di luar penampungan. Wabah PMK yang terjadi membuat pihaknya meningkatkan kewaspadaan untuk melakukan antisipasi yang sangat tinggi, karena sangat menular pada ternak.



Pos terkait