SAMPIT, RadarSampit.com – Sebanyak 16 desa di Kabupaten Kotawaringin Timur masih kebanjiran. Belasan desa yang masih terendam itu tersebar di empat kecamatan.
“Ada 10 desa yang sudah surut, wilayah Parenggean, Mentaya Hulu, dengan Kotabesi. Jadi sisanya adalah 16 desa dari awalnya 26 desa yang masih banjir,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rihel, Sabtu (17/9).
Empat kecamatan yang hingga saat ini masih terdampak banjir yakni Parenggean, Mentaya Hulu, Kotabesi, dan Telawang. Ketinggian air bervariasi. Yang paling dalam ada di Desa Hanjalipan Kecamatan Kotabesi, sekitar 1,5 meter hingga 2 meter. Sedangkan di desa lain sekitar 30 cm hingga 50 cm. ”Air masuk ke dalam rumah bervariasi, 10 cm hingga 20 cm,” terangnya.
Rihel bersyukur beberapa hari terakhir ini tidak ada hujan di wilayah hulu, sehingga debit air turun. Namun, prakiraan cuaca dari BMKG, akan ada hujan akhir bulan ini. Tidak menutup kemungkinan wilayah hulu akan kembali lagi mengalami banjir, kemudian ke wilayah hilir yang juga terkena imbasnya.
“Kalau tidak ada hujan lagi, selama lima hari ke depan wilayah hulu sudah pasti akan surut. Tetapi yang masih akan bertahan itu di Desa Hanjalipan, karena di situ tumpuan air dan ada air pasang yang menahannya. Saat ini juga wilayah Kotabesi di Desa Soren, Simpur, Pamalian itu kondisinya turun naik, karena ada air pasang,” terangnya.
Menurutnya, Desa Hanjalipan butuh waktu paling lama untuk kembali ke kondisi normal.
“Jadi ada tiga faktor yang memperlambat surutnya air di Desa Hanjalipan, yakni Sungai Mentaya, Sungai Tualan, dan air pasang,” tandasnya.
Sementara itu, aktivitas warga di wilayah yang sudah surut kembali normal. Genangan air di fasilitas kesehatan (faskes) dan sarana pendidikan juga sudah mulai surut.
“Kalau kemarin faskes, sarana pendidikan, dan rumah ibadah ada yang terendam. Khusus di Desa Hanjalipan, rumah ibadah dan sekolah masih terendam,” tutupnya.
Ada empat RT di Desa Hanjalipan yang terdampak banjir dengan total yang terdampak sebanyak 314 rumah, 462 kepala keluarga (KK), dan 1700 jiwa. Dari ratusan rumah, tersisa enam rumah yang aman dari banjir. (yn/yit)