Bencana Bukan Tempat Wisata, Kerumunan Warga Hambat Penanganan Kebakaran Kumai

Kebakaran Kumai
BUKAN WISATA: Kerumunan masyarakat yang menonton musibah kebakaran di Kumai Hulu, Kecamatan Kumai Kabupaten Kobar, Selasa (6/8/2024).

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Keberadaan kerumunan warga di lokasi kebakaran membuat geram petugas pemadam kebakaran. Tim pemadam terhambat karena banyak warga yang menonton.

Belum lagi kendaraan warga  yang di kiri dan kanan jalan. Di saat petugas pemadam berpacu dengan waktu untuk menjinakkan api, mereka harus disibukan membuka jalan agar armada dapat melintas.

Bacaan Lainnya

Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kotawaringin Barat Agus Dwi Suhartono menegaskan, kejadian kedaruratan bukan merupakan tontonan.

Seharusnya warga sadar bahwa ada tetangga dan handai taulan yang butuh pertolongan karena tertimpa musibah.

“Bantu yang terkena musibah dengan memberikan akses jalan yang seluas-luasnya kepada kami, atau bisa membantu menyediakan setidaknya air bagi petugas kami, bukan menonton dan bergerombol di tengah jalan dan dekat dengan titik kebakaran,” tegasnya, Rabu (7/8/2024).

Baca Juga :  Tiang Kabel Telekomunikasi Miring Bikin Resah Warga

Ia juga mengeluhkan kurangnya kesadaran pengguna jalan yang belum mengerti bahwa kendaraan prioritas seperti pemadam kebakaran harus didahulukan, bahkan kendaraan ada yang menggiring di belakang mobil damkar, mirisnya bahkan ada yang menggiring di sebelah mobil damkar, hal itu sangat berbahaya.

“Memang dibutuhkan edukasi kepada masyarakat agar petugas dapat dengan cepat melakukan penanganan kebakaran, baik untuk masyarakat yang ada di lokasi kejadian maupun buat pengendara lalulintas,” harapnya.

Anggota Balakar Huma Singgah Itah Mendawai Agung mengungkapkan, selain kerumunan warga yang menjadi kendala saat penanganan, perilaku masyarakat yang merecoki petugas yang sedang melakukan pemadaman kerap membuat emosi.

Petugas dalam bertindak untuk pemadaman dibekali dengan SOP, bukan sembarangan memadamkan.

“Ada masyarakat yang menyuruh kami masuk dalam kobaran api, seolah mereka yang paling paham, perilaku yang merecoki petugas ini kerap membuat kami serba salah dalam bertindak. Lantaran jengkel, saya serahkan nozel kepada mereka, dan tidak satupun yang mau mengambilnya. Biarkan kami bekerja, kami juga ingin api cepat dipadamkan,” pungkasnya. (tyo/yit)



Pos terkait