Islam menjadi pilihan satu keluarga besar di Kabupaten Kotawaringin Timur. Dengan penuh kemantapan hati, mereka menerima hidayah Ilahi.
RADO, Sampit | radarsampit.com
Tahun 2024 lalu menjadi momentum paling berkesan bagi Gahara Ramadan (44). Keluarga besarnya mengikuti jejaknya untuk memeluk Islam. Momen sakral itu disaksikan langsung Bupati Kotim Halikinnor.
Gahara menuturkan, keluarga besarnya mantap menjadi mualaf berawal dari dirinya. Padahal, awalnya dia tak pernah terpikir masuk Islam.
Apalagi kedua orang tuanya merupakan rohaniawan ternama di salah satu agama di wilayahnya. Segala praktik agama dikuasainya secara luas.
Gahara mulai mengenal Islam lebih dalam sejak lulus SMP swasta di Kota Sampit sekitar tahun 1998. Dia memutuskan melanjutkan pendidikan di Kota Surabaya, Jawa Timur. Menginjak bangku SMA inilah dia mulai tertarik dengan Islam.
”Kala itu saya belum terlalu jauh mengetahui, namun ada rasa hati tertarik untuk mengenal lebih dalam dan lebih jauh. Mungkin di situlah yang namanya hidayah,” kata Gahara.
Menurut Gahara, dirinya yang saat itu masih remaja, menilai ajaran Islam yang dia baca dari beberapa buku merupakan hal yang logis dan bisa dinalar. Dia akhirnya memutuskan dan meminta izin kedua orang tuanya untuk pindah keyakinan.
Keputusan itu awalnya tak mudah, mengingat dia dibesarkan di lingkungan berbasis non-Islam. ”Tetapi, orang tua saya tidak mempermasalahkan, karena mereka mengatakan agama atau kepercayaan adalah pilihan hidup masing-masing individu,” ujarnya.
Setelah resmi mualaf di Surabaya, Gahara mengubah identitas kependudukannya menjadi beragama Islam. Dia berupaya menjalani ajaran agama barunya seorang diri.
”Saya awalnya salat itu belajar sendiri dan seingat saya, punya buku kecil untuk menuntut saya belajar. Selain juga belajar dengan teman-teman lainnya,” kata Gahara.
Seiring waktu, Gahara pun akhirnya bisa beribadah dengan baik hingga belajar melafalkan Alquran.
Gahara kemudian menceritakan pengalaman spiritualnya masuk Islam kepada adik kandungnya.