SAMPIT, RadarSampit.com – Pascakejadian angin puting beliung yang memporak-porandakan atap bangunan SMP Negeri 4 Kotabesi, Desa Camba, Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belum diperbaiki.
Radar Sampit menerima laporan dari masyarakat bahwa kejadian tersebut sudah terjadi selama berbulan-bulan, namun hingga kini belum dilakukan perbaikan. Sebagian atap bangunan terlepas dari kerangkanya dan plafon terlihat rusak.
Kepala Desa Camba Iyansen membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kejadian itu sudah terjadi lebih dari enam yang lalu. “Benar belum ada perbaikan. Itu kejadiannya sudah lebih dari enam bulan yang lalu, tahun lalu sepertinya. Tetapi saya tidak ingat pasti tanggal kejadiannya,” ujar Iyansen saat dikonfirmasi Radar Sampit, Sabtu (6/8).
Dikonfirmasi lebih lanjut, Kepala SMPN 4 Kotebesi Agus Subagio belum merespons pesan singkat dan tidak mengangkat telepon dari Radar Sampit.
Sementara itu, Camat Kotabesi Gusti Mukafi mengatakan kejadian angin puting beliung yang mengakibatkan atap bangunan SMPN 4 Kotabesi rusak sudah pernah dilaporkan oleh tokoh masyarakat. “Pernah waktu itu saya menerima laporan dari tokoh masyarakat. Dan, saya langsung telepon kades untuk segera menindaklanjuti kerusakan bangunan sekolah,” kata Gusti Mukafi, Jumat (5/8).
Dalam kunjungannya beberapa bulan lalu, Gusti sudah menginstruksikan Kepala SMPN 4 Kotabesi untuk bersurat ke Dinas Pendidikan dan mengajukan proposal ke perusahaan agar kerusakan atap itu dapat segera ditangani.
“Beberapa bulan lalu saya ada mengecek, saya sudah meminta kepala sekolah agar secepatnya melaporkan itu ke Dinas Pendidikan dan saya arahkan untuk mengajukkan proposal ke perusahaan agar kerusakan atap bangunan sekolah dapat segera diperbaiki. Tetapi, saya belum tahu apakah kepala sekolah sudah menyampaikan terkait hal itu ke Disdik atau belum,” ujarnya.
Untuk diketahui, ada beberapa perusahaan seperti PT Nusantara Sawit Persada dan Globalindo Alam Perkasa yang masuk wilayah Kecamatan Kotabesi. Semestinya, persoalan ini dapat segera ditangani.