Warga Sukamara dan sekitarnya kini mempunyai tujuan terdekat ketika ingin anak-anaknya masuk pondok pesantren. Warga tak perlu lagi keluar daerah karena telah berdiri pesantren modern Nurul Hijrah Sukamara.
FAUZIANNUR, Sukamara
Ponpes modern Nurul Hijrah Sukamara yang didirikan 1 Juni 2021, merupakan satu-satunya ponpes di Kabupaten Sukamara. Bermula dari terbangun dan operasionalnya masjid Agung Sukamara, muncul keinginan masyarakat dan pemerintah daerah menjadikan masjid itu sebagai tempat ibadah, sekaligus sebagai pusat kegiatan Islami.
Munculah ide mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berpusat di masjid Agung. Pondok pesantren dinilai cocok untuk kondisi Sukamara yang belum memiliki pesantren.
Gayung bersambut. Tokoh masyarakat, tokoh agama, dan Pemkab Sukamara menyatukan keinginan itu. Pertemuan dilaksanakan di rumah jabatan Wakil Bupati Sukamara. Peserta pertemuan sepakat mendirikan pondok pesantren yang dinaungi sebuah yayasan.
Terbentuklah Yayasan Pendidikan Islam Anwarul Hidayatit Tholibin (Ahyat). Mereka yang turut andil dalam pendirian itu, yakni Bupati Sukamara H Windu Subagio, Wakil Bupati Sukamara H Ahmadi, KH M Nasrul Mahmudi (Pimpinan Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri Martapura).
Kemudian, Ahmad Saihuddin alumni Gontor dan tokoh pendidikan, Yunizar Ramadhani seorang praktisi pendidikan, H Busyairi Basri yang menjabat Ketua Dewan Pembina, H Harkani sebagai Ketua Yayasan, Mat Saleh sebagai Sekretaris Yayasan, dan Yan Suharyono sebagai Ketua Pengawas Yayasan.
Berkonsep pondok pesantren modern, Yayasan Ahyat Sukamara menjalin kerja sama dengan Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri Martapura, yang mengadopsi sistem pembelajaran Gontor. Kerja sama dituangkan dalam nota kesepakatan bersama. Sistem pembelajaran yang diterapkan di Nurul Hijrah Sukamara resmi mengadopsi sistem pendidikan Darul Hijrah Putri Martapura.
”Pondok Darul Hijrah Putri berkomitmen memberikan dukungan dan bimbingan terkait sistem pendidikan dan pengajaran, kurikulum pembelajaran santri, metode pembelajaran santri, dan lainnya. Hingga saat ini ada 28 santri, terdiri laki-laki 22 orang dan perempuan enam orang yang merupakan santri angkatan pertama. Asrama santri berada di lokasi Masjid Agung dan basement masjid digunakan sebagai tempat belajar,” ujar Ketua Yayasan Ahyat Sukamara H Harkani.