Bersiap Tebar Uang Jelang Pencoblosan? Nggak Bahaya Tah?

ilustrasi money politik
ilustrasi politik uang

SAMPIT, radarsampit.com – Perhelatan pesta demokrasi tahun ini tinggal menghitung hari. Potensi pelanggaran disinyalir akan marak. Sebagian calon wakil rakyat mengambil ancang-ancang untuk memainkan politik uang. Cara mendulang suara yang dinilai lebih praktis dibanding harus gencar sosialisasi.

”Kalau kampanye bagi-bagi hadiah dan lain sebagainya, sepertinya bukan zamannya, karena akan kalah di hari pelaksanaan. Rakyat akan memilih siapa yang memberikan uang,” kata seorang caleg DPRD Kotim, Rabu (3/1/2024).

Bacaan Lainnya

Dia menuturkan, akan lebih efektif apabila dana sosialisasi disimpan dan dihamburkan saat menjelang pencoblosan. ”Misalkan sosialisasi habis Rp300-400 juta, belum tentu jadi  nantinya,” kata dia.

Caleg lainnya mengaku sudah jauh hari menyiapkan uang minimal sekitar Rp500 juta. Dana sebesar itu diasumsikan bisa mendulang sekitar 2.000 suara. Kasarnya, satu suara akan dihargai sebesar Rp250 ribu. ”Tapi biaya itu sudah termasuk tim sukses, baliho, dan sosialisasi,” kata caleg tersebut, seraya meminta namanya tak disebutkan.

Baca Juga :  Banjir Belum Berakhir, Karhutla Mengancam

Menurutnya, biaya demokrasi memang mahal. Karena itu, mustahil jika ingin melenggang ke kursi DPRD tanpa mengeluarkan biaya. ”Konsekuensi biaya sekarang saya pasang baliho, bagikan kalender. Tidak mungkin gratis. Kalau caleg tidak bisa biaya itu, akan ditinggalkan tim sukses,” ujarnya.

Penelusuran Radar Sampit, sejumlah tim sukses tengah mengumpulkan data masyarakat. Mereka melakukan pendataan pemilih dari rumah ke rumah warga dan menjanjikan akan memberikan sejumlah uang sebelum 14 Februari, hari pemungutan suara.

”Sudah ada yang pinjam NIK KTP dan didata satu rumah. Nanti dijanjikan akan ada biaya pencoblosan supaya kami ke TPS. Katanya paketannya DPRD kabupaten, provinsi, hingga DPR RI,” ujar Normanto, warga Baamang.

Dia melanjutkan, apabila tidak terdata sebagai pemilih di wilayah Baamang, tidak masuk pendataan tim sukses tersebut. ”Mereka bisa cek sendiri pemilih atau bukan berdasarkan NIK tadi,” katanya.

KPU Kotim sebelumnya menetapkan 463 Daftar Calon Tetap (DCT) untuk anggota DPRD Kotim. Mereka akan bertempur memperebutkan 40 kursi DPRD. Hitung-hitungan kasar, hanya 8,6 persen caleg yang akan terpilih. Sisanya, 423 caleg atau 91,4 persen caleg bakal gigit jari.



Pos terkait