Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan. Salah satunya dengan tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan yang dapat berdampak langsung terhadap satwa yang ada di dalamnya.
Komandan BKSDA Resort Sampit Muriansyah mengatakan, sekitar pukul 11 siang pihaknya menerima bekantan tersebut di Markas Komando Damkar Sampit.
”Dari pengamatan kami, kondisi Bekantan masih nampak stres dan kekuatannya mulai pulih dan tidak ditemukan luka,” katanya.
Untuk menghindari agar tidak semakin stres, bekantan itu langsung dilepasliarkan di hutan tepi Sungai Mentaya, Kelurahan Mentaya Seberang, Kecamatan Seranau, yang merupakan habitat bekantan.
”Tahun ini evakuasi dan pelepasliaran bekantan baru satu ekor ini. Tahun-tahun sebelumnya pernah juga dilepasliarkan ke hutan Seranau karena diduga kuat habitat di hutan Seranau,” katanya.
Selain itu, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Teluk Sampit, dan Pulau Hanaut juga diduga menjadi lokasi habitat bekantan.
”Beberapa kali Bekantan ditemukan motoris kelotok berusaha menyeberang ke arah Sampit. Pelepasliaran seekor Bekantan menggunakan kelotok dan disaksikan petugas damkar dan Komunitas Reptil Sampit,” katanya. (***/ant/ign)