PANGKALAN BUN – Kawasan wisata Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sempat ditutup selama beberapa waktu akibat pandemi Covid-19.
Minimnya kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara langsung memukul bisnis perhotelan di kawasan tersebut. Bahkan, hampir 2 tahun ini tidak ada lagi tamu mancanegara yang datang untuk menginap.
Tidak adanya pemasukan dari wisatawan yang datang mengancam kelangsungan bisnis perhotelan di TNTP. Bukan saja untuk biaya perawatan infrastruktur hotel, untuk operasional termasuk gaji karyawan makin terasa berat.
Salah satunya adalah hotel Rimba Orangutan ECO Lodge yang berada di Sungai Sekonyer. Untuk mencapai hotel ini membutuhkan waktu sekitar 3 jam perjalanan menggunakan kelotok dari dermaga TNTP Kumai dengan menyusuri Sungai Sekonyer.
Saat ini hotel yang biasanya menjadi salah satu lokasi menginap favorit wisatawan mancanegara terlihat sepi seperti tidak ada penghuninya.
Salah satu karyawan hotel, Bhoneka Kristiani mengakui bahwa pandemi Covid-19 sangat memukul bisnis perhotelan di kawasan TNTP, termasuk hotel tempatnya bekerja. “Semula ada 21 karyawan, saat ini hanya tersisa 7 orang karyawan saja, sementara yang lain sudah dirumahkan terlebih dahulu,” ujarnya.
Ia juga mengaku selama dua tahun ini tidak lagi mendapatkan gaji pokok secara penuh, setiap bulannya mereka hanya menerima gaji 50 persen saja. “Pemotongan gaji ini akibat dampak dari pandemi Covid-19 yang tidak berkesudahan,” ungkapnya.
Menurutnya hotel tempatnya bekerja para pengunjungnya 95 persen adalah wisatawan mancanegara, namun sejak dua tahun terakhir nyaris tidak ada pengunjung. Kalaupun ada yang datang hanya singgah dan tidak ada yang menginap.
Bahkan saat ini konstruksi bangunan di hotel tempatnya bekerja banyak yang rapuh dan dibutuhkan biaya besar untuk merenovasinya. “Kita berharap, pandemi ini cepat berlalu dan industri wisata dapat segera pulih, sehingga karyawan yang sudah dirumahkan dapat kembali bekerja,” pungkasnya. (tyo/sla)