PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Dugaan tindakan kekerasan menimpa peserta didik di sebuah sekolah Jalan RTA Milono, Palangka Raya, Senin (4/3/2024). Seorang murid kelas I berusia tujuh tahun, jadi sasaran kekerasan orang tua murid lainnya. Hal itu membuat hidung korban mengeluarkan darah.
Tidak terima, orang tua korban melapor ke polisi dan sudah dilakukan visum luar. Pihak sekolah dan kedua belah pihak sudah mediasi, namun orang tua korban proses hukum tetap dilanjutkan.
Informasi dihimpun, aksi pemukulan itu disaksikan guru kelas dan peserta didik lainnya. Kejadian itu dipicu lantaran korban dan rekan sekelasnya bermain. Ketika itu diduga korban mencekik rekannya.
Hal itu membuat temannya menangis dan mengadu ke orang tua. Orang tua murid tersebut langsung naik pitam begitu mendapat laporan anaknya dan mendatangi sekolah, lalu memukul korban.
Menurut korban, pukulan itu dilakukan menggunakan telapak tangan hingga ke wajah korban. Pihak sekolah telah melakukan memediasi terhadap kedua belah pihak agar masalah itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
Orang tua korban, S, tak terima anaknya diperlakukan demikian. Apalagi sampai menimbulkan trauma dan bagian hidung mengeluarkan darah.
”Saya tidak terima hal itu, karena itu diperbuat oleh orang tua murid kepada anak saya. Korban trauma dan hidungnya sampai berdarah. Sudah kami laporkan dan sudah visum. Dua kali sudah diperiksa,” ujarnya, Selasa (5/3).
Dia tak membantah persoalan itu bermula dari korban dan anak pelaku bermain cekik-cekikan, hingga korban mencekik agak keras. Korban disebut telah meminta maaf, namun temannya tetap menangis.
Tak lama datang orang tua anak tersebut dan masuk ke kelas. Kemudian memukul korban di wajahnya hingga hidungnya mengeluarkan darah.
”Sempat ditegur guru, kenapa memukul anak-anak. Setelah memukul pergi ke belakang dan sempat dikejar guru lain. Darahnya mengalir dan sempat dilap menggunakan tangan,” ujarnya.
S mengaku telah dipertemukan pihak sekolah, tetapi pihaknya tetap menempuh jalur hukum. Dia meminta keadilan lantaran tidak terima anaknya dipukul.