“BUKAN MUSTAHIL EMAS DI UKRAINA BERPINDAH KE ANTARTIKA”

EMAS DI UKRAINA BERPINDAH KE ANTARTIKA
Teguh Leweh Abdul Gani, Seniman

Malam itu tak berbintang, karena bintang lagi mempertunjukkan garis garis atom yang bertaburan di langit Ukraina, membombardir indahnya negeri itu, meluluhlantahkan perekonomian, bahkan dianggap tak mau berkompromi dengan maklumat yang telah dikeluarkan oleh negara yang kini disebut dengan nama Rusia.

Secara reflek Fadeyushka meraih senjata AR-15, lelaki 16 tahun itu diwajibkan militer oleh negara nya, ada perasaan berdebar gugup tapi sirna dengan sendiri, saat dia merasa kewajiban membela tanah kelahirannya, tempat dia bersekolah, tempat dia dan sanak saudara nya hidup. Ya, hidup ini harus dipertahankan, paling tidak bisa berbuat untuk bertahan sampai tetes darah terakhir, Fadeyushka melihat ini kebuasan, tapi hati kecilnya berkata aku akan membalas. Kota Kiev tanah kelahiran nya kini telah hancur.

Dibelahan bumi tepatnya di Moskow, seorang anak lelaki bernama Vallerien pun tak lagi tenang hidupnya, waspada dan selalu bersiap atas serangan balik negara tempat tinggalnya Fadeyushka. Disekolah nya selalu berbicara tentang kekuatan kedua negara: Jet tempur, Rudal bahkan bahan beracun yang siap mematikan kehidupan, keharmonisan, juga rasa kemanusiaan. Ini perang! semua orang akan bertahan, tak ada rumus untuk mati sia-sia.

Baca Juga :  Spirit Pahlawan dalam Puisi

Aku kini asyik didepan layar monitor besar, memantau seluruh kegiatan dan gerak gerik kedua Negara, siap dengan tombol informasi yang akan diteruskan kepada yang menyokongku, kali ini tempat aku melakukan kegiatan tak boleh bocor, termasuk sanak keluarga terdekat, ini tugas rahasia, nyawa taruhan nya, air mata ini menetes tapi harus cepat di usap, biarkan kejam menjadi catatan dikemudian hari. Ini tentang kerakusan dan ambisi besar, tentang kekuatan dan ingin berkuasa.

Ramai sudah orang orang yang akan mendukung Vallerien yang sedang diatas angin, tapi ada juga yang mendukung Fadeyushka yang lagi dihajar habis habisan. Aku disini tersenyum melihat polah mereka, semoga saja itu murni tanpa imbalan dan tanpa udang di dalam tepung terigu, karena bakwan itu gurih bila disantap dengan sambal petisi.



Pos terkait