Setali tiga uang, harapan itu langsung direspon positif oleh Bupati Sukamara Windu Subagio. Menurutnya memang perlu peningkatan sarana dan prasarana di Bukit Jalungga sebagai wisata alam. Dirinya menginstruksikan kepada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Sukamara untuk membantu alokasi anggaran pembangunan dan pengembangan di lokasi Bukit Jalungga tersebut.
“Harapan saya bisa memberikan dampak positif terhadap sosial, ekonomi maupun budaya sehingga meningkatan pendapatan masyartakat maupun pendapatan desa dengan kunjungan wisatawan. Pemerintah daerah berkomitmen melalui dinas terkait untuk mengalokasikan anggaran untuk pembangunan fasilitas dan sarana prasarana di Bukit Jalungga ini untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung. Begitupun akses jalan akan ditingkatkan,” kata Windu Subagio.
Sebagai objek wisata alam baru di Kabupaten Sukamara, ternyata cukup mendapat respon positif dari masyarakat. Hal itu terlihat dari jumlah kunjungan setiap harinya. Terdata puluhan hingga ratusan. Lantaran itulah pihak desa merencanakan agenda rutin setiap bulan selama satu tahun di lokasi wisata. Seperti kuda lumping, karaoke, begandang, reog, lomba agustusan, festival baigal dan menjatu durian, kegiatan adat basasugu, hingga festival band.
“Kami juga merencanakan pembangunan kolam renang, sehingga ada wahana bermain bagi pengunjung,” imbuh Ali Suanto.
Melalui dibangunnya Bukit Jalungga sebagai objek wisata alam, dirinya berharap bisa menambah khazanah objek pariwisata di Kabupaten Sukamara. Dengan begitu diharapkan Bukit Jalungga bisa masuk dalam salah satu kalender lokasi kegiatan tingkat kabupaten. Pihaknya siap membuka diri dan menjadi tuan rumah, baik untuk kegiatan formal dan informal pemerintahan.
“Tujuan kami membuka Bukit Jalungga sebagai objek wisata untuk membantu pemulihan ekonomi masyarakat paska pandemi, menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan SDA dan SDM desa, serta meningkatkan pendapatan desa, hingga akhirnya Desa Jihing dari desa berkembang menjadi desa yang mandiri,” tukas Ali Suanto. (fzr)