Bupati Kotim Ingin Beras Siam Epang Jadi Brand Sampit 

BUPATI-KOTIM-HALIKINNOR
WAWANCARA: Bupati Kotim Halikinnor saat diwawancarai wartawan, beberapa waktu lalu.

SAMPIT, RadarSampit.com – Setelah menerima Sertifikat Indikasi Geografis (IG) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI atas kekayaan intelektual beras Siam Epang, Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor ingin agar beras tersebut menjadi brand Sampit.

”Saya ingin beras Siam Epang jadi brand Sampit. Mau saya begitu, sehingga muncul brand Sampit-nya,” ujar Halikinnor.

Bacaan Lainnya

Pekan lalu, Halikinnor menerima sertifikat IG yang diserahkan langsung Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM) Arfan Faiz Muhlizi dari Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) atas kekayaan intelektual beras Siam Epang.

Sertifikat itu diterima karena beras tersebut merupakan bagian dari kekayaan intelektual komunal yang khas. Tidak hanya ada campur tangan manusia, tapi ada pengaruh alam, sehingga tidak bisa disamakan dengan beras di daerah lain.

”Bersyukur kita menerima sertifikat IG. Ini (mendapatkan sertifikat) berjalan cukup panjang. Beberapa tahun. Sekarang sudah betul-betul diakui dan terdaftar di Indonesia. Kita menjadi salah satu, bahkan di Kalteng pertama kali yang memperoleh IG tersebut,” kata Halikinnor.

Baca Juga :  Lantik Damang, Bupati Kotim Minta Tegakkan Hukum Adat

Atas hal itu, Halikinnor telah meminta satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) dikoordinir oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim untuk mengembangkan varietas keunggulan tersebut, karena beras itu ditemukan di daerah Kotim.

Selama ini, kata Halikinnor, gabah dibeli oleh Kalimantan Selatan. Ke depannya Halikinnor ingin agar pengolahan dilakukan di wilayah ini, sehingga menjadi brand Sampit.

Dinas terkait juga diharapkan melakukan bimbingan dan pembinaan kepada semua kelompok tani agar saat melakukan penanaman padi agar kawasan pertanian untuk beras Siam Epang terjaga, jangan sampai tercampur dengan varietas lainnya.

”Saya ingin kawasan pertaniannya itu tidak bercampur. Jangan sampai nanti ada varietas lain yang juga masuk di dalam lahan pertanian itu, sehingga keaslian dari beras Siam Epang jadi terkontaminasi, tidak asli, sedang kita ingin menjaga kekhasan dari beras itu. Ini ke depannya akan kami bina terus,” katanya.



Pos terkait