Caleg Merasa Dieksploitasi karena Orientasi Pemilih Hanya Uang

ilustrasi money politik
ilustrasi politik uang

SAMPIT, radarsampit.com – Derasnya permainan politik uang dalam Pemilu 2024 tak lepas dari pola pikir sebagian besar pemilih yang masih mengharapkan imbalan dari calon anggota legislatif yang maju. Akibatnya, sebagian besar kontestan tak ada pilihan selain harus mengeluarkan modal besar untuk mendulang dukungan melalui politik uang.

”Setiap kami meminta dukungan, ada uangnya enggak? Berapa? Jadi, sekarang itu kalau ingin mendapatkan suara murni dari masyarakat yang tulus melihat sosok figur caleg sudah jarang terjadi, karena semua rata-rata pakai uang. Dan itu justru dimanfaatkan masyarakat sebagai objek,” ujar Zam’an caleg DPRD Kotim dapil 2 dari Partai Golkar, Rabu (21/2/2024).

Bacaan Lainnya

Ketua DPD Golkar Kotim ini menuturkan, sikap masyarakat sudah diibaratkan sebagai ekploitasi terhadap caleg. Layaknya menambang emas yang terus dikeruk sampai habis.

”Caleg itu seperti dieksploitasi masyarakat. Jadi, caleg tidak ada pilihan, karena masyarakatnya yang menuntut itu (memberi uang). Siapa saja yang memberi diterima dan diambil semua. Caleg yang memberi belum tentu dipilih, karena masyarakat memilih lagi siapa yang memberi banyak uang. Parahnya, itu terjadi tidak hanya dari kalangan masyarakat terbawah, tetapi kalangan menengah seperti guru dan pegawai,” ungkapnya.

Baca Juga :  Ngeri! Pasutri di Kapuas Ini Tewas Dibunuh Dukun Palsu

Dalam pemungutan suara lalu, meski maju dengan predikat sebagai ketua partai politik, suara Zam’an jauh dari harapan. Dia melihat terjadi margin error 70 persen dari perolehan suara yang didapatnya, yakni hanya 30 persen dari target 2.000 suara.

”Suara yang diperoleh sementara ini 600 lebih. Ada penambahan, tetapi tidak banyak. Kalau dari tabulasi partai internal Golkar, sekarang lagi kejar-kejaran suara antara Joni Abdi dan Abdul Kadir, masing-masing sudah di atas 1.000 suara,” kata Zam’an.

Zam’an mengaku tak menyesal meski peluangnya melenggang ke DPRD Kotim nyaris tertutup. Dia bakal kembali maju lagi pada pemilihan selanjutnya.

”Kalau penyesalan sih tidak. Cuma saya sebagai Ketua DPD Golkar merasa prihatin saja dengan masyarakat sekarang yang tidak lagi melihat figur caleg, tetapi lebih banyak berorientasi kepada uang,” ujar Zam’an.



Pos terkait