Cegah dan Tangkal Paham Radikalisme di Pondok Pesantren

Cegah dan Tangkal Paham Radikalisme di Pondok Pesantren
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Amin Sampit Ustaz Ahmad Royyan Zuhdi Abrar

SAMPIT – Pengurus Pondok Pesantren Darul Amin Sampit Ustaz Ahmad Royyan Zuhdi Abrar mengatakan munculnya paham radikalisme  dapat disebabkan karena pemahaman tentang agama seseorang yang masih dangkal. Sehingga, perlunya adanya majelis ta’lim dan pondok pesantren yang menjadi wadah belajar dalam mempelajari agama islam yang sebenarnya.

“Jangan sampai paham radikalisme itu mengakar di Kotim. Penangkalnya, itu melalui pendidikan, bisa melalui Majelis Ta’lim atau belajar agama di Pondok Pesantren. Kalua cuma lewat media sosial saja tanpa ikut perguruan atau ikut majelis ta’lim dikhawatirkan orang-orang yang tidak sepenuhnya mempelajari agama islam akan mudah terpengaruh dan menjadi pengikut orang radikal yang ekstrem,” ungkap ustaz Royyan.

Ditegaskannya umat muslim juga harus pandai memilah dalam mendapatkan informasi yang berkaitan dengan agama. Terlebih saat ini lewat media sosial orang bisa dengan sangat gampang untuk mengakses informasi. Setidaknya llmu keagamaan selain didapatkan di sekolah umum juga bisa didapatkan lewat majelis talim ataupun lewat pondok pesantren.

“Mudah-mudahan, masyarakat Kotim terus giat dan tidak berhenti untuk belajar mempelajari dan memahami agama yang dianutnya, sehingga umat islam terhindar dari ajaran yang sesat,”kata Ustaz Royyan.

Baca Juga :  Parah!!! Masih Banyak Truk Bandel Masuk Kota Sampit

Sementara itu Ketua MUI Kotim HM Amrullah Hadi mengatakan dimasa kini tindakan terorisme kerap kali dikaitkan dengan ajaran islam. Dimana dalam ajaran islam ada yang dinamakan Jihad yaitu berjuang di jalan Allah. Makna ini kadang disalahartikan dan sering dikait-kaitkan dengan kasus-kasus terorisme.

“Radikalisme itu bukan ajaran islam, tetapi bawaan yang terlahir dari sifat pribadi seseorang yang tidak mengerti kaidah ajaran islam. Saya mengimbau masyarakat khususnya di Kotim untuk mengenal dan memahami radikalisme,” kata Amrullah Hadi saat ditemui Radar Sampit dikediamannya Jalan Pinang, Kamis (24/2).

Menurutnya, keyakinan berjuang untuk agama dijalan Allah dengan cara membunuh hingga membinasakan diri sendiri bukanlah ajaran islam yang sesungguhnya. “Banyak orang yang mengkait-kaitkan ajaran islam dengan gerakan terorisme, justru tindakan terorisme itu hanya penggiringan isu yang sengaja dikaitkan dengan keyakinan islam yang benar. Isu itu lalu dimanfaatkan untuk merusak keyakinan islam dengan pandangan bahwa islam agama radikal dan keras. Inilah pemikiran yang salah,” katanya.



Pos terkait