SAMPIT, radarsampit.com – Di tahun politik, potensi ketidakrukunan di masyarakat akibat pemilihan politik yang berbeda tetap saja ada. Politisasi agama makin sering dilakukan untuk meraih efek elektoral. Politisasi tempat ibadah sebagai ajang kampanye, sudah mulai terjadi.
“Penggunaan politik identitas menjelang pemilu harus diantisipasi dan dimitigasi agar kerukunan umat tidak ternodai. Kita semua mesti belajar pada apa yang terjadi pada pesta demokrasi sebelumnya di mana masyarakat terbelah yang hingga kini masih bisa dirasakan terutama di media sosial,” terang ujar Wakil Bupati Kotawaringin Timur Irawati saat membacakan sambutan tertulis Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas saat upacara peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama Republik Indonesia (RI) ke-77 Kabupaten Kotim di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Kotim, Jalan Tjilik Riwut Km. 43, Kecamatan Cempaga, Selasa (3/1).
Keluarga besar Kementerian Agama bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat harus terdepan dalam membina dan membangun suasana rukun dan damai agar perjalanan dan tahapan Pemilu dapat dinikmati sebagai pesta demokrasi dalam pengertian yang sesungguhnya.
“Untuk itu, semangat merawat kerukunan umat harus digelorakan seluruh ASN Kementerian Agama. Saya minta tidak ada ASN Kementerian Agama yang partisan, apalagi ikut melakukan provokasi di tengah beragam pilihan. ASN Kementerian Agama harus menjadi simpul kerukunan dan persaudaraan,” ungkapnya.
Padahal HAB ke-77 tahun 2023 ini dicanangkan tagline ‘Kerukunan Umat Untuk Indonesia Hebat’. Tugas berat mesti ditunaikan oleh seluruh ASN Kementerian Agama.
“Kerukunan sering menguji kita, lebih-lebih menjelang Pemilu 2024. Sejatinya kerukunan adalah prasyarat pembangunan nasional. Pembangunan membutuhkan stabilitas, dan stabilitas dapat terwujud bila antar masyarakat rukun dan damai,” tuturnya.
Peringatan HAB ke-77 ini diharapkan menjadi momentum meningkatkan soliditas organisasi. Insan Kemenag harus berada dalam satu barisan yang kuat, kokoh dan terorganisir dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.