Cek Fakta dan Kronologi, Kepala Kemenag Tanbu Dilaporkan Atas Dugaan Pelecehan Terhadap Guru Perempuan

ilustrasi pelecehan
Ilustrasi (Tribratanews)

Meski begitu, Rusbandi tetap mendatangi rumah pelapor. Ia mengetuk pintu berulang kali dan menelepon tanpa henti, meminta agar pelapor membukakan pintu.

Merasa tertekan, pelapor sempat meminta bantuan tetangganya untuk mengatakan bahwa ia tidak berada di rumah.

Bacaan Lainnya

Ia bahkan memilih menginap beberapa hari di rumah rekan ASN lain, demi menghindari kontak langsung dengan Rusbandi.

Namun, Rusbandi tidak menyerah. Ia terus membujuk pelapor untuk ikut ke air terjun. Kali ini bersama rekan-rekan dari yayasan yang dipimpinnya. Akhirnya, pelapor pun setuju dan ikut berangkat.

“Saat itu, saya dikenalkan sebagai keluarga. Sejak awal saya sudah menegaskan, berdua saja saya tidak mau, apalagi sampai menginap,” ujarnya.

Pada Maret 2025, pelapor dipanggil untuk menghadap Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, Muhammad Tambrin.

Baca Juga :  Gadis di Sampit Ini Masih Trauma Setelah Setahun Lalu Nyaris Diperkosa

Pelapor justru didakwa berselingkuh dengan Rusbandi, berdasarkan laporan dari istri terlapor yang menyertakan foto mereka di Air Terjun Haratai.

Foto tersebut, menurut pelapor, telah diedit dan diframing seolah-olah hanya mereka berdua yang berada di sana.

Padahal pelapor saat itu bersama rombongan yayasan. “Dalam foto itu ada sebetulnya lima orang,” terangnya.

Pelapor membantah tuduhan tersebut, dan menyampaikan foto asli sebagai pembanding. Namun, proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tetap berjalan.

Pelapor merasa tidak menerima atas tuduhan yang tidak diperbuatnya.

Dalam kondisi tersebut, pelapor memutuskan melapor ke Inspektorat Jenderal Kemenag RI. Ia berharap ada penanganan yang objektif dan adil atas kasus yang dialaminya.

Saat dimintai tanggapan atas laporan tersebut, Kepala Kemenag Tanah Bumbu, Rusbandi memberikan klarifikasi kepada Radar Banjarmasin.

Ia mengakui mengenal pelapor. Namun, menegaskan bahwa hubungan keduanya bersifat profesional dan juga kekeluargaan. “Dia membantu urusan kantor, seperti membuat materi untuk narasumber, laporan SKP, dan LHKPN,” ujar Rusbandi.

Ia juga tidak membantah adanya sapaan ‘Ayahanda’ dan ‘Bunda’ dalam interaksi mereka. Menanggapi tuduhan menyampaikan ketertarikan pribadi hingga ajakan menikah, Rusbandi membantah keras. “Itu tidak benar,” katanya.



Pos terkait