Terlebih jika diguyur hujan, sebagian titik akan becek dan berlumpur, sehingga sangat sulit dilalui kendaraan bermotor.
”Kerusakan jalan itu ada tingkatannya, rusak ringan, sedang, dan berat. Sedangkan di sana itu sudah masuk rusak berat. Makanya menjadi prioritas untuk segera ditangani,” ucapnya.
Dia menjelaskan, rekonstruksi Jalan Simpang Kalang diutamakan agar fungsional dulu, sedangkan pengaspalan dilakukan bertahap. Pasalnya, anggaran Rp14 miliar hanya cukup untuk pengaspalan sepanjang 3,9 km, sedangkan Jalan Simpang Kalang dari Desa Tumbang Kalang ke Kecamatan Antang Kalang sepanjang sekitar 9 km.
”Untuk sisanya nanti pasti kami usulkan, tapi melihat kondisi anggarannya. Target kami, konektivitas jalan antar kecamatan dan jalan provinsi di sana bisa tercapai,” ujarnya.
Selain untuk kelancaran dan kenyamanan mobilitas masyarakat, rekonstruksi Jalan Simpang Kalang diharapkan membawa dampak positif terhadap perekonomian, khususnya menekan inflasi.
Biasanya medan jalan yang sulit membuat harga barang maupun jasa menjadi lebih mahal. Begitu pula di Kecamatan Antang Kalang. Setelah jalan tersebut diperbaiki dan lalu lintas lebih lancar, diharapkan harga barang maupun jasa bisa lebih murah.
”Dengan jalan ini diperbaiki dan konektivitas lancar, diharapkan mampu menekan biaya, khususnya mengurangi tingkat inflasi dan lainnya,” katanya.
Mentana melanjutkan, rekonstruksi Jalan Simpang Kalang akan melibatkan pihak ketiga. Saat ini pihaknya sedang menyiapkan dokumen untuk lelang. Kemudian, pada Maret 2024 lelang proyek rekonstruksi jalan tersebut akan dibuka. Setelah itu baru direncanakan untuk waktu pengerjaannya.
Dia menambahkan, Jalan Simpang Kalang sebelumnya sempat beberapa kali diperbaiki, tapi sudah cukup lama. Selain itu, belum signifikan dan anggarannya terbilang kecil, sekitar Rp1-2 miliar. Dengan anggaran yang lebih besar dan pengerjaan yang lebih matang kali ini, dia berharap daya tahan jalan akan lebih lama. (ang/ign)