Dampak Kenaikan Harga BBM dan Elpiji bagi Kotim

Tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) serta langkanya BBM jenis solar menyebabkan produksi hasil pangan menurun
MENGHADIRI: Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kotim Imam Subekti menghadiri peresmian Kantor Sekretariat DPC Hiswana Migas Sampit di Jalan Muchran Ali, Rabu (20/4). (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) serta langkanya BBM jenis solar menyebabkan produksi hasil pangan menurun serta meningkatnya angka inflasi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

“Berbagai kendala mulai dari distribusi BBM, tingginya harga jual gas elpiji dan tingginya harga solar sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat khususnya petani dan nelayan di Kotim,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kotim Imam Subekti saat menyampaikan sambutan Bupati Kotim Halikinnor dalam acara peresmian kantor sekretariat DPC Hiswana Migas Sampit, Rabu (20/4).

Bacaan Lainnya

Ketersediaan pasokan serta distribusi BBM dan elpiji yang lancar dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat. “Gejolak harga BBM di Kotim menjadi pemicu inflasi di Kotim. Korelasinya, produksi hasil pangan mengalami penurunan akibat mahalnya dan langkanya solar sehingga berpengaruh terehadap peningkatan inflasi,” ujarnya.

Baca Juga :  Kebakaran Di Sampit Hanguskan Lima Bangunan di Jalan Jenderal Sudirman

Di sisi lain, ketersediaan BBM dan elpiji yang memadai sangat penting bagi masyarakat. BBM dan elpiji sangat dibutuhkan masyarakat terutama pelaku usaha. Tanpa BBM dan elpiji, pelaku usaha terganggu  sehingga berpengaruh terhadap perputaran ekonomi.

Untuk mengatasi kendala yang dihadapi petani dan nelayan, Kotim saat ini sedang mengusulkan penyediaan stasiun pengisian bahan bakar khususnya untuk para nelayan dengan bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalteng.

Terkait, kelangkaan dan mahalnya gas elpiji 3 kg, Bupati Kotim pada Maret lalu telah mengupayakan usulan konversi dari minyak tanah ke LPG 3 kg ke Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Usulan tersebut juga sudah disampaikan melalui Anggota DPR RI Komisi VII yang membidangi ESDM.

Seperti diketahui, dari 17 kecataman Se-Kotim masih ada enam kecamatan diantaranya Kecamatan Kotabesi, Bukit Santuai, Telaga Antang, Antang Kalang, Telawang dan Mentaya Hulu yang belum mendapatkan jatah alokasi gas elpiji 3 kg. Sehingga, enam kecamatan ini masih berbagi jatah elpiji 3 kg dari kecamatan lain.



Pos terkait