Menurutnya, semenjak kenaikan harga kedelai, kualitas kedelai yang dihasilkan tidak sebagus yang sebelum terjadi kenaikan. “Saya menduga kedelainya dioplos. Kalau kedelai impor Amerika itu kacang kedelainya bersih dan bulat, kalau kedelai Indonesia lonjong. Kualitas kedelai yang saya beli sejak Februari lalu juga kurang bagus, akhirnya tempe jadi gampang rusak dan imbasnya kami yang gantikan tempenya ke pedagang,” sahut Rasiyem istri Dudung.
Sementara itu, pedagang tempe tahu di Pasar Subuh Jalan Letjen MT Haryono mengatakan, harga jual tempe tak semua mengalami kenaikan. “Ada kenaikan Rp 500-1000 per bungkus selama dua hari sejak mogok produksi 19-20 Maret lalu. Sekarang harga jual tempe HB yang biasanya Rp 3 ribu saya jual Rp 4 ribu per bungkus kemasan kecil. Beli 3 jadi Rp 11 ribu, beli 10 bungkus dikorting jadi Rp 3.500 per bungkusnya. Kalau Tempe HB kemasan papan dan kemasan daun sekarang jual Rp 7 ribu ambil untung seribu rupiah saja. Untuk merk Dua Putri naik dua hari saja jadi Rp 6 ribu sekarang kembali stabil dijual Rp 5 ribu per papan,” kata Maemunah.
Ketua Komunitas Perajin Tahu Tempe Kotim Hadi Wiyono menuturkan, kenaikan harga tempe memicu keresahan semua perajin tahu tempe di Sampit yang jumlah sekitar 40 perajin. Kerisauan pengrajin tahu tempe pada akhirnya dibahas dalam rapat pada Rabu (16/3) yang dihadiri pengurus dan perwakilan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kotim.
“Kita semua sama-sama berdiskusi untuk menentukan harga. Karena, kalau harga kedelai terus naik, mau tidak mau harga tempe terpaksa dinaikan. Semua setuju harga dinaikan dengan syarat harga sama rata, apabila ada yang menjual dengan harga yang berbeda akan dikenakan surat peringatan,” kata Hadi Wiyono, Rabu (23/3).
Hadi mengatakan, harga tempe yang dijual di pasaran sebenarnya masih relatif murah. Kenaikan harga berkisar Rp 500-1.000 per bungkus. Kenaikan harga itu telah diumumkan ke pedagang sawitan hingga pedagang pasar sejak Minggu (20/3).
“Saya menyarankan kalau bisa enggak usah dinaikan. Takarannya saja yang diperkecil harga tetap Rp 5 ribu di tingkat pembeli. Kalau dinaikan pembeli kaget, otomatis hasil penjualan juga berpengaruh,” kata Hadi yang dipercaya sebagai Ketua Komunitas Tahu Tempe Kotim pada 12 Maret 2022 lalu.