Demi Gengsi di Hari Fitri, Harus Antre Beli Emas Saking Banyaknya Pembeli

sejumlah toko emas di Kota Sampit diserbu warga
DISERBU WARGA: Salah satu toko perhiasan emas di PPM Sampit yang selalu ramai diserbu pembeli, Kamis (28/4). (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Mendekati Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriah, sejumlah toko emas di Kota Sampit diserbu warga. Selain sebagai investasi di tengah turunnya harga emas, perilaku warga berburu logam mulia tersebut disinyalir untuk menjaga gengsi saat merayakan Lebaran.

Lina, salah seorang pembeli emas menuturkan, dia ikut berburu emas karena mendengar harga yang turun. Di sisi lain, emas berupa kalung yang dibelinya, bakal dipakai saat Lebaran nanti.

Bacaan Lainnya

”Kebetulan saya sudah terima THR (tunjangan hari raya, Red). Mumpung ada uang lebih, saya belikan emas. Selain untuk dipakai, juga bisa dijual lagi saat harga naik,” ujarnya, Jumat (29/4).

Pantauan Radar Sampit, sejumlah toko emas selama dua pekan terakhir menjelang lebaran ramai diserbu pengunjung. Kilauan emas dibalik kaca etalase sampai tak terlihat saking banyaknya pengunjung yang datang. Bahkan, mereka harus mengantre tiga baris hanya untuk dilayani para karyawan toko.

Baca Juga :  Lebaran Makin Dekat, Pembuat Kue Kering Kebanjiran Order

Owner Toko Emas Mitra Baru Darsani mengatakan, berbelanja emas menjelang Lebaran sudah menjadi tradisi yang kerap dilakukan masyarakat Kotim. Terutama para kaum hawa.

”Mulai pertengahan Ramadan sudah ada peningkatan pengunjung. Biasanya memang setiap akhir pekan banyak kaum perempuan yang cuci mata lihat-lihat emas. Apalagi ini sudah mendekati Lebaran, pelanggan terpaksa harus mengantre menunggu giliran dilayani,” kata Darsani, Kamis (28/4).

Penjualan emas, lanjutnya, mulai ramai sejak pekan ketiga Ramadan. Daya beli masyarakat terhadap emas meningkat signifikan. Kondisi itu membuat omzet penjualan meningkat dibanding hari biasa.

Menurut Darsani, penjualan emas tahun ini lebih bagus dibanding dengan saat pandemi Covid-19 mulai mewabah dua tahun lalu. ”Penjualan lebih bagus karena memang ekonomi mulai pulih. Level PPKM sudah turun. Pegawai perkebunan banyak turun ke Sampit. Juga momentumnya karena pegawai sudah dapat THR,” tuturnya.

Lebih lanjut Darsani mengatakan, kendati telah menambah cabang toko baru tahun lalu di lokasi yang berdekatan dan memiliki 20 karyawan, pengunjung tetap ramai hingga tak leluasa melihat atau memilih perhiasan.



Pos terkait