”Pengunjung yang datang harap bersabar atau datang lebih pagi. Kalau dari siang sampai sore ramai terus,” ujar pria paruh baya yang sudah menggeluti usaha perhiasan sejak tahun 1995 ini.
Untuk menyiasati desakan pengunjung, penjualan perhiasan emas juga dibuka melalui pemesanan daring. Penjualan tak kalah ramainya. Bahkan, karyawannya terkadang harus bergadang merespons pertanyaan warganet hingga mencatat deal pembelanjaan.
”Kami sudah membuka layanan online dari tahun 2018. Ini juga bagian dari solusi kami untuk menjawab keluhan pembeli yang sering tidak kebagian tempat karena ramainya pengunjung yang datang. Pelanggan online kami juga banyak dari berbagai kota. Biasanya pelanggan online enggak kalah cepatnya sama yang beli di toko. Misalkan, malam diposting, malam itu juga diserbu pelanggan online,” ujarnya.
Darsani memprediksi puncak penjualan emas terjadi pada H-2 atau dan H-1 Lebaran atau pada Sabtu dan Minggu. Omzet penjualan sejak H-10 Lebaran terus mengalami peningkatan pembeli dengan perbandingan 70 persen membeli dan 30 persen menjual. Dalam kondisi normal di hari biasa, penjualan emas seimbang 50 persen antara membeli dengan menjual. (hgn/yn/ign)