SAMPIT, radarsampit.com – PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai 1 Maret lalu menerapkan pola tarif bertingkat untuk tarif tiket kapal lintas laut. Hal ini berkaitan dengan masa angkut penumpang dan kendaraan menjelang Lebaran 2024.
“Per tanggal 1 Maret 2024 sudah ada pola tarif bertingkat,” ujar Manager PT DLU Cabang Sampit Hendrik Sugiharto, Sabtu (2/3/2024).
Dijelaskannya, tarif tiket bertingkat diterapkan baik untuk Kapal PT DLU dari Pelabuhan Sampit menuju Tanjung Perak Surabaya, maupun menuju Tanjung Emas Semarang. “Dari H-40 sampai H-30 atau 1-11 Maret ada kenaikan tarif 10 persen,” ujarnya.
Selain menerapkan tarif bertingkat, PT DLU juga telah menerapkan harga tiket murah atau diskon 15 persen dari harga normal pada H-29 sampai H-23 atau 12-18 Maret 2024. “Pada H-29 sampai H-23 atau 12-18 Maret ada penurunan tarif -15 persen.
Hal ini lanjut Hendrik adalah untuk menarik minat agar calon pelanggan dapat mudik lebih awal dan tidak berdesakan dengan tarif lebih murah. Sedangkan tarif dasar DLU sendiri adalah Rp 290 ribu,” ungkapnya.
Selain itu, pada H-22 sampai H-11 atau 19-30 Maret ada kenaikan tarif 30 persen. Kemudian H-10 sampai H-2 atau 31 Maret sampai dengan 8 April ada kanaikan tarif 50 persen. Sedangkan pada H-1 sampai H-3 diterapkan harga normal tidak ada kenaikan tarif atau tarif nol persen dari harga normal. Tarif kembali terjadi kenaikan 20 persen dari tarif dasar pada H+1 sampai H+7 atau 12-18 April.
Pola tarif bertingkat yang mulai diterapkan pada 1 Maret, menurut Hendrik juga sudah di koordinasikan dengan manajemen kantor pusat, dengan tujuan untuk mengurai sering terjadinya lonjakan menjelang Lebaran.
Disampaikannya, satu bulan terakhir ini, terhitung mulai tanggal 12 Februari – 10 Maret 2024 ada moment nyadran, tradisi yang dilakukan oleh orang Jawa, yakni ziarah kubur bagi para leluhurnya atau keluarga yang sudah meninggal di kampung halaman.
“Dua minggu sebelum puasa, kami melayani penumpang dengan kapasitas angkut kami yaitu 650 pelanggan yang pulang ke Jawa untuk nyadran. Akan tetapi masih menggunakan tarif normal yaitu Rp 290.000,” tuturnya.