Di Atas Kertas Petahana Pilkada Kotim Unggul, Tapi Peluang Dua Penantang Masih Terbuka Lebar

ilustrasi pilkada kotim
Ilustrasi para kontestan Pilkada Kotim

”Lawan politik akan menggunakan petahana sebagai perbandingan. Apakah kebijakannya selama menjabat sudah berpihak atau tidak kepada masyarakat?” katanya.

Untuk mengamankan kemenangan, kata Gumarang, petahana harus mampu memboyong tokoh-tokoh di Kotim. Para tokoh itu bisa jadi andalan meredam serangan kampanye negatif terhadap petahana.

Bacaan Lainnya

”Petahana juga sebenarnya sudah memiliki jejaring dan infrastruktur politik sampai ke pelosok desa. Ini salah satu kelebihan petahana yang bisa dimanfaatkan juga untuk mesin politiknya,” jelas Gumarang.

Lebih lanjut Gumarang mengatakan, meski banyak keunggulan, penantang petahana tak bisa dianggap remeh. Pasangan Sanidjn-Siyono, misalnya, diusung partai penguasa, Gerindra. Hal itu jadi kekuatan tersendiri bagi paslon. Ditambah lagi dukungan dari PKS dan Golkar.

”Tidak menutup kemungkinan pasangan Sanidin-Siyono ini jadi ancaman besar bagi petahana, karena di belakang palson ini, partai tentunya punya misi politik berkuasa dari tingkat pusat hingga ke daerah,” katanya.

Baca Juga :  Mal Pelayanan Publik Kotim Belum Operasional, Ini Masalahnya

Meski begitu, kata Gumarang, figur Sanidin masih belum terlalu dikenal luas karena masih kategori baru dalam panggung politik lebih besar. Sanidin lebih dikenal di wilayah perkotaan, sementara Siyono dikenal di luar perkotaan, khususnya di dapil V.

Apabila duet tersebut sukses memaksimalkan keunggulan di basisnya masing-masing, perolehan suara bisa maksimal.

Waktu yang singkat sampai pemilihan 27 November mendatang, jadi tantangan besar untuk merebut pemilih melalui figur, serta visi dan misi yang dibawa.

”Figur baru seperti palson ini (Sanidin-Siyono, Red) diuntungkan oleh segmen pemilih yang mengusung perubahan dan menginginkan pemimpin baru,” katanya.

Pengamatan Radar Sampit, jualan perubahan tersebut telah digaungkan di media sosial. Sebagian warganet mengaku menginginkan pemimpin baru. Hal tersebut bisa dimanfaatkan sebagai ceruk suara.

Adapun bakal paslon yang muncul terakhir, Rudini-Paisal Darmasing, menurut Gumarang, dari sisi sosialisasi tidak jadi masalah, karena Rudini sudah dikenal luas lantaran pilkada kali ini merupakan pertarungan ketiganya.



Pos terkait