Dicerai Suami karena Gugurkan Kandungan agar Tetap Bisa Bekerja

gugurkan kandungan
Ilustrasi iso ae: Jujuk Suwandono.

Radarsampit.com – Zaman yang semakin modern membuat pepatah “banyak anak banyak rezeki” mulai ditinggalkan. Seperti yang dilakukan Karin (35).

Donwori tidak pernah menyangka bahwa istrinya, Karin (35), berani menggugurkan kandungannya tanpa sepengetahuannya dengan alasan yang membuat ngelus dada.

Bacaan Lainnya

Tindakan nekat Karin ini menyebabkan bubarnya rumah tangga mereka sudah berjalan selama lima tahun, hingga berakhir di Pengadilan Agama (PA) Kelas IA Surabaya.

“Punya anak itu anugerah dari Tuhan. Banyak pasangan di luar sana habiskan ratusan juta buat punya anak, lha ini malah digugurkan,” curhat Donwori di PA Kelas IA Surabaya beberapa waktu lalu.

Donwori, yang bekerja sebagai sekuriti, menceritakan bahwa Karin menggugurkan kandungannya saat usia kehamilan baru memasuki dua bulan.

Kehamilan ini adalah yang kedua. “Anak pertama kami masih berusia setahun dan sedang belajar berjalan,” ungkap Donwori.

Baca Juga :  Gugat Cerai Suami, Umi Mastikah Tutup Komentar Instagram

Kecurigaan Donwori terhadap tindakan Karin sudah muncul beberapa minggu sebelumnya.

Ia sering melihat Karin mengonsumsi pil dan minuman pelancar haid setiap hari, serta memakan nanas secara terus-menerus.

Hal ini membuat Donwori semakin curiga, ditambah lagi dengan seringnya Karin mengalami mual-mual.

Namun, setiap kali ditanya, Karin tidak pernah mengaku.

Kecurigaan Donwori akhirnya terjawab ketika ia menemukan tespek di tumpukan baju Karin secara tidak sengaja.

Ia langsung mendesak istrinya, dan dari situ, Karin mengaku bahwa ia memang hamil dan telah menggugurkan kandungannya.

Donwori memahami bahwa menggugurkan kandungan pada usia kehamilan yang masih muda diperbolehkan.

Namun, yang melukai perasaannya adalah alasan Karin yang meragukan kemampuan Donwori untuk memberi nafkah. “Jawabannya menginjak-injak harga diriku tok,” keluhnya.

Saat didesak oleh Donwori, Karin mengaku tidak sanggup melahirkan anak lagi karena merasa tak bisa bekerja jika hamil.

Ia tidak yakin bisa mengandalkan pemasukan dari Donwori saja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Selama ini, Karin juga bekerja di pabrik untuk membantu perekonomian keluarga.



Pos terkait