Disambut Api ketika Membuka Pintu, Hanya Baju yang Tersisa

Nestapa Korban Kebakaran Kelurahan Baru, Kotawaringin Barat

korban kebakaran pangkalan bun
SISA PUING: Para korban kebakaran mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan di antara puing material yang hangus terbakar. (KOKO SULISTYO/RADAR SAMPIT)

Musibah selalu menyisakan duka dan nestapa. Hal itu pula yang dialami korban kebakaran di Jalan Berunai, Kelurahan Baru, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Harta mereka ludes tak bersisa.

KOKO SULISTYO – radarsampit.com, Pangkalan Bun

Bacaan Lainnya

Warga bantaran Sungai Arut, tepatnya di Jalan Berunai, RT 07, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kobar mendadak histeris, Minggu (14/8) malam. Teriakan, tangisan, dan emosi, terbalut menjadi satu dalam gambaran raut wajah para korban yang berlarian menjauh dari kobaran api.

Warga di sekitar titik api yang muncul berlarian sembari berteriak meminta pertolongan. Seorang ibu, Witri, terlihat ikut berlari sambil menggendong anaknya yang menangis. Belakangan diketahui, ibu itu hanya menyisakan selembar pakaian di badannya.

Rumahnya tepat berada di samping kos-kosan yang pertama terbakar. Saat itu dia baru saja mandi, sementara anak-anaknya bermain di ruang tengah rumahnya. Tiba-tiba dia merasakan hawa panas dan mencoba mencari tahu yang terjadi.

Baca Juga :  Lalu Lintas Semrawut Dibiarkan, Jangan Tunggu Jatuh Korban

Ketika membuka pintu rumah yang tepat berada di samping kos, pemandangan lidah api tersaji di depan matanya. Api mencoba keluar dari jendela kos, sementara asap tebal keluar dari setiap celah di salah satu kamar kos tersebut.

Tanpa berpikir panjang Witri langsung meraih anak-anaknya. Anak paling kecil dia gendong. Ketika keluar, belum banyak warga yang tahu. Dia lalu berteriak sekencang-kencangnya sambil berlari. Warga keluar dan melihat api membesar, mereka juga ikut berlarian keluar rumah.

Sejumlah warga berlari ke arah posko pemadam. Tapi, dalam posko di RT setempat, alat pemadam portable tidak ditemukan yang ternyata alatnya sedang rusak dan dibawa ke kantor kelurahan setempat untuk diperbaiki.

Kurang dari dua jam, api yang muncul dari kos di belakang permukiman padat penduduk itu meluas dengan cepatnya. Melahap material kayu bangunan rumah warga, hingga menyisakan puing-puing. Rata dengan tanah.

Dengan terbata Witri menceritakan, dia tidak sempat menyelamatkan harta bendanya. Hanya pakaian yang berada dalam rak yang sempat ia bawa. Bahkan kendaraan suaminya juga ikut hangus terbakar.



Pos terkait