Ditembak setelah Enam Menit Pidato, Donald Trump Jadi Sasaran Pembunuhan

donald trump
Insiden penembakan terhadap Donald Trump di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat. (Sky News)

PENNSYLVANIA – Setelah 43 tahun berlalu, aksi percobaan pembunuhan paling serius terhadap seorang presiden atau capres AS kembali terulang.

Minggu (14/7/2024) waktu AS, bakal calon presiden Donald Trump menjadi sasaran penembakan saat tengah berkampanye di atas panggung di Butler, Pennsylvania.

Bacaan Lainnya

Pada momen kampanye itu, Trump tengah memamerkan grafik jumlah penyeberangan migran di perbatasan. Sekitar enam menit pidatonya, suara letusan senjata terdengar di antara kerumunan.

Trump terlihat menjulurkan tangan kanannya ke sekitar telinga kanan. Darah mengucur di sekitar wajah bagian kanannya.

Pria 78 tahun itu dengan cepat merunduk. Di belakang Trump, enam agen dari pasukan US Secret Service langsung mengerumuninya.

Suara tembakan dan teriakan masih terdengar di antara kerumunan massa yang berjumlah ribuan orang itu. Para petugas lainnya turut naik ke atas panggung sambil menenteng senapan.

Hanya dalam hitungan sekitar 1 menit setelah peluru menyasarnya, para agen itu mengangkat Trump untuk berdiri. ’’Sepatu saya, biarkan saya mengambil sepatu,’’ kata Trump sambil dibantu para agen.

Baca Juga :  Bupati Kotim Dukung Universitas Muhammadiyah Sampit, Siap Bantu Inventarisir Lahan untuk Kampus

Rambutnya acak-acakan. Topi merah ‘Make America Great Again’ yang dipakai presiden AS ke-45 itu entah di mana. Sejurus kemudian, Trump mengepalkan tangannya sambil berteriak ‘’Fight, fight!’’. ’’USA! USA!,’’ balas kerumunan simpatisannya itu.

Trump terus mengepalkan tinju saat para agen mendorongnya masuk ke dalam mobil SUV. Kerumunan itu terus meneriakkan USA! USA!.

Dilansir dari AFP, US Secret Service menyebut, seorang penonton tewas, dan 2 penonton terluka kritis. Dinas Rahasia AS itu menambahkan, percobaan pembunuhan itu dilepaskan oleh tembakan dari posisi yang lebih tinggi dari lokasi panggung.

Insiden penembakan kepada Trump itu merupakan upaya pertama untuk membunuh seorang presiden atau calon presiden sejak Presiden AS Ronald Reagan ditembak pada 1981 silam.

Bahaya kampanye meningkat setelah pembunuhan Robert F. Kennedy di California pada 1968. Ancaman ini kembali muncul pada 1972 ketika Arthur Bremer menembak dan melukai George Wallace, kandidat independen yang platform kampanyenya kadang dibandingkan dengan Trump.



Pos terkait